web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Aku Pelukis Angin Ribut

4.5/5 - (6 votes)

HIDUPKATOLIK.com MELUKIS angin ribut, sudah terbiasa kulakukan. Tapi menghalau angin ribut di hati, alangkah susah melakukannya. Gondang, seruling, kecapi, dan organ, mengalun manis pagi ini dalam Misa Inkulturasi Batak di parokiku.

Seharusnya aku ikut larut dalam kebahagiaan Misa ini, tapi aku justru merasa terlempar ke penjara yang amat sunyi, penjara yang penuh dengan angin ribut. Kutatap bangga lukisanku yang dipajang panitia di altar. Dalam kanvas besar itu kulukis Yesus sedang menghalau angin ribut di Danau Toba, dan kerbau-kerbau di pinggir danau bersorak-sorai.

Cerita itu, bisa kupindahkan ke kanvas karena aku teringat masa kecilku bersama teman-teman saat memandikan kerbau di pinggir Danau Toba belasan tahun yang lalu, saat angin ribut tiba-tiba datang. “Perhatikan ke perarakan, jangan melihat ke lukisanmu terus!”

Kulirik wanita bersasak yang menegurku barusan. Ia sangat cantik, harum, lembut, dan tentu saja dia bukan ibuku. Mendadak, perasaan banggaku luntur oleh kerlingan matanya yang tajam. Wanita ini adalah calon mertuaku. Anaknya, Horas, beberapa bulan ke depan, mungkin akan menjadi pendamping hidupku!

Di samping wanita ini, duduk pria necis berdasi mahal dengan senyum yang amat manis. Dari mulutnya sudah banyak keluar kata yang membuatku sadar bahwa sampai kapan pun, aku tidak akan bisa sepaham dengannya.

“Kebayamu, kenapa lusuh sekali?!” Hardiknya beberapa menit yang lalu, di pintu masuk Gereja.
Aku gelagapan, sambil mencari pandang pada Horas, memohon pertolongannya, tapi dia juga ikut gelagapan seperti aku. Aneh, ia tidak pernah bisa menjadi penolong bagiku!

“Lusuh bagaimana, Amangboru? Kebaya ini saya beli di toko.”
“Tapi itu kebaya murahan! Malu kita dilihat orang!”
“Gereja bukan tempat untuk pamer, Amangboru!” balasku, berani.
Pangalahom dang songon boru ni raja!” (kelakuanmu tidak seperti anak perempuan para raja), balasnya.
Aku bertahan supaya tidak meleleh.

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles