HIDUPKATOLIK.com – TAHUN 2001, menjadi awal bagi Chrisiandy Yuniarto untuk bermain sulap. Termotivasi dari sebuah acara sulap di televisi, Chrisiandy pun mulai coba-coba. Ia pun mencoba “tampil” saat mengajar Sekolah Minggu, dengan anak-anak sebagai penontonnya. Seiring waktu, ia mulai mendalami sulap secara profesional.
Hasilnya, ia mampu meraih the best mentalist selama dalam dua kejuaraan RAM Magic Festival dan PMC Magic Competition pada tahun 2012. Dalam melakukan pendampingan iman, hal-hal abstrak kadang sulit untuk dijabarkan. Dengan sulap, Chrisiandy berusaha menjelaskan hal abstrak itu sehingga dapat dimengerti anak-anak.
“Sekarang melihat iman itu nyata, lewat sulap anak-anak terkejut. Nah efek kejutnya itu yang akan mengingatkan anak tentang memori itu terus menerus,” ujar kelahiran Jakarta, 1 Juni 1970 ini. Umat Paroki Salib Suci Cilincing ini juga tak pelit membagi ilmunya.
Kepada para pendamping Bina Iman Anak dan Remaja dalam acara Festival Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta akhir September lalu, ia membagi tips dan trik mengajar melalui sulap. Chrisiandy mengatakan, untuk melakukan sulap dalam bina iman anak perlu persiapan.
Ia menjelaskan, tema pengajaran iman dan sulap yang dimainkan harus sesuai. “Jangan takut memulai. Salah itu biasa. Yang penting kalau kita berani, lama-lama terbiasa. Jam terbang itu ga bisa dipelajari tapi memang harus dilakukan.”
Marchella A. Vieba