HIDUPKATOLIK.com – Pw S. Yosafat, Usk & Mrt; Tit 1:1-9; Mzm 24; Luk 17:1-6
PERNAHKAH Anda tanpa sadar berbuat kesalahan dan tidak seorang pun memberitahukannya? Tiba-tiba banyak orang menjauhi termasuk sahabat-sahabat dekat. Mereka telah melakukan kritik dan bergosip tentang kesalahan itu di belakangmu? Atau pernahkah Anda dalam posisi sebaliknya, yaitu ikut bergunjing tentang kesalahan orang lain.
Kesalahan dibesar-besarkan, pembuat kesalahan dimusuhi dan dikucilkan. Yesus mengecam dosa menyesatkan orang lain khususnya jika dilakukan terhadap orang lemah. Namun, Yesus sangat lembut terhadap pendosa yang mau bertobat.
Ia meminta setiap pengikut-Nya berbuat yang sama. Jika seseorang berbuat dosa, kita wajib menegur, bukan menggunjingkan. Bukan asal menegur, tetapi menegur yang disertai kerelaan mengampuni. Bahkan jika sampai berulang kali bersalah dalam sehari lalu ia menyesal, kita wajib mengampuninya.
Mengampuni orang yang mengulang-ulang kesalahan yang sama, tidaklah mudah. Hal itu merupakan tindakan iman. Maka para rasul memohon kepada Yesus, “tambahkanlah iman kami”. Iman memungkinkan kita melakukan apa yang sulit dan mustahil.
Gunung tegar, yang menjadi simbol kekerasan hati kaum Farisi, hanya dapat dipindahkan atau dilunakkan hatinya dengan iman, bukan dengan perbuatan hukum dan jasa manusia.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta