HIDUPKATOLIK.COM – DUTA Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, bak magnet dalam Sidang Sinodal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Usai acara pembukaan, sejumlah uskup dan romo mengajak mantan Dubes Vatikan untuk Kamerun itu berfoto.
Mgr Pioppo yang datang dari Jakarta bersama sekretarisnya, Mgr Simon Kassas, begitu ramah menyambut seluruh permintaan foto bersama. Kesempatan tersebut salah satunya dimanfaatkan oleh para uskup asal Manado, Sulawesi Utara.
Saat ini ada empat uskup dari daerah Nyiur Melambai, yakni Uskup Emeritus Manado Mgr Joseph Theodorus Suwatan MSC, Uskup Manado Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC, dan Uskup Agung Kupang Mgr Peter Turang.
Juru fotonya adalah Uskup Bandung sekaligus Sekretaris Jenderal KWI, Mgr Antonius Franciskus Subianto Bunyamin OSC. Begitu mengangkat handphone dan akan memotret, Mgr Anton melihat ke sekeliling aula. Sepertinya ada yang dia cari. Betul saja, Mgr Anton bertanya kepada para uskup dan imam di aula pertemuan. “Usman…usman…usman ada di mana? Ini mau foto bersama,” tanyanya.
Tak ada seorang pun yang menjawab. Ada dua kemungkinan saat itu, tak tahu siapa itu Usman dan tak tahu Usman ada di mana. HIDUP yang ada di sana juga bingung, tak bisa menjawab siapa dan di mana Usman.
Belakangan HIDUP baru mengetahui, ternyata Usman itu akronim dari nama Uskup Mandagi. Pantas, saat tiga uskup asal Manado lain sudah berpose bersama dubes kelahiran Savona, Liguria, Italia utara, Usman tak tampak di sana. Syukur, kurang dari lima menit dicari, Usman akhirnya kembali masuk ke aula. Dia pun bisa ikut foto bersama dengan dubes serta para uskup dari Manado.
Baca juga: https://www.hidupkatolik.com/2018/11/05/28532/seputar-sidang-sinodal-kwi-2018-1/
Sidang Sinodal berlangsung di Gedung Bumi Silih Asih atau Pusat Pastoral Keuskupan Bandung, di Jalan Moch. Ramdan, Regol, Kota Bandung. Pertemuan ini berlangsung selama sepuluh hari sejak Senin-Rabu, 5-14 November 2018. Biasanya para uskup bersidang di Gedung KWI, di Jalan Cut Meutiah, Jakarta Pusat. Gedung tersebut sedang dibangun kembali. Itulah alasan para uskup memindahkan lokasi pertemuan tahun ini.
Yanuari Marwanto