HIDUPKATOLIK.com – PASTOR Paulus Haruna tidak pernah menyangka dirinya ditunjuk sebagai Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Bogor. Sebelum penunjukan secara resmi ini, desas-desus sudah ramai berhembus. Namun siapa sangka, ternyata sudah ada “bujuk-membujuk” antara Pastor Haruna dan Mgr Christophorus Tri Harsono, yang adalah Vikjen Keuskupan Bogor sebelumnya.
“Mgr Tri bujuk, bilang ‘saya mau berhenti, kamu yang meneruskan jadi Vikjen ya’ berulang-ulang kepada saya,” begitu kenang imam yang ditahbiskan di Paroki Kristus Raja Serang, Banten pada 25 November 1985.
Benar saja pada 20 Agustus, Pastor Haruna dipanggil oleh Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM, yang “meminangnya” menjadi Vikjen. Ia menduga, hal ini dikarenakan ia termasuk imam senior di Keuskupan Bogor.
Sehingga, ia dinilai paham tentang situasi keuskupan. “Uskup minta tolong untuk jadi teman beliau. Jujur saja harus banyak belajar,” tutur kelahiran Klaten 17 Desember 1958 ini.
Saat penunjukkan ini, Pastor Haruna ingat moto imamatnya, “vivo ut serviam”. Untuk itu, ia memegang penuh komitmennya sebagai imam yang siap dimutasi ke mana saja. “Saya hidup agar saya melayani. Kita sudah baik, menuju lebih baik. Semoga keguyuban, dan kerjasama terjalin bagus. Mari itu semua kita tingkatkan demi Keuskupan Bogor ini,” tandasnya.
Sebelumnya Pastor Haruna menempuh pendidikan di SD Kanisius Klaten, SMP Pangudi Luhur Klaten, SMA Mardi Yuana Bogor, dan Seminari Stella Maris Bogor. Setelah lulus dari seminari menengah, ia memilih menjadi calon imam Keuskupan Bogor.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya ke Seminari Tinggi St Petrus dan Paulus Bandung. Ia menyelesaikan studi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Suryagung Bumi Bandung.
Kemudian, ia melanjutkan belajar di Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan Bandung. Ia juga sempat mendapatkan kursus formator di Manila, Filipina. Sebelum ditunjuk menjadi Vikjen, ia bertugas di Paroki Santo Matias Cinere.
Marchella A. Vieba/ Aloisius Johnsis