web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Panggung Perbedaan bagi Lagu Kasih

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Pesparani telah dibuka, pesan perdamaian dalam keberagaman menjadi inti kegiatan lintas iman ini.

SITI Saidah tampak berjalan di depan para imam yang lagi duduk berjejer rapi di serambi kiri Lapangan Merdeka Ambon, Maluku. Wanita berkerudung hitam ini sesekali tersenyum dan menghampiri beberapa imam sambil menyalami mereka.

Siti sepertinya sudah tidak asing lagi dengan beberapa imam di Keuskupan Amboina. Ia kerap bertemu dan bekerjasama dengan para imam dalam beberapa acara termasuk Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I, Sabtu, 27/10.

Nuansa kebhinekaan sungguh terasa dalam Pembukaan Pesparani I di Kota Ambon ini. Pada gelaran pertama ini dibuka secara resmi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan. Hadir juga dalam kegiatan itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur Maluku Said Assaggaf, Ketua Umum Panitia Zeth Sahuburua, para pejabat TNI-Polri, para gubernur se-Kota Ambon, serta sedikitnya 4000 umat dan masyarakat yang hadir.

Baca Juga:  Percakapan Terakhir dengan Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

Selain itu, hadir juga Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Ignatius Suharyo bersama delapan uskup yang terdiri dari Uskup Denpasar yang juga menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng Mgr Silvester San, Uskup Agung Makassar Mgr Johanes Liku Ada, Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Merauke Mgr Niko Adi Saputra MSC, Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang, Uskup Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto MSF, dan Uskup Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC.

Dalam sambutan pembukaan, Gubernur Maluku mengingatkan masyarakat Maluku akan indahnya toleransi. Ia menyebutkan bahwa Maluku adalah provinsi yang sangat toleran. Berkaca dari pengalaman suram masa lalu, Assegaf menegaskan bahwa saat ini masyarakat Maluku tidak lagi terpengaruh akan isu agama.

Baginya toleransi antar umat beragama tak membuat orang merasa ekslusif tetapi terbuka kepada sesamanya. Secara terbuka Aseggaf mengatakan Maluku adalah negeri kepulauan yang saat ini menjadi ikon toleransi dan perdamaian. “Pesta ini akan tercatat dalam sejarah Gereja Indonesia sekaligus perjalanan iman dan refleksi kehidupan masyarakat Kota Ambon,” ujar Said.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles