HIDUPKATOLIK.com – KATEKESE menurut Katekismus Gereja Katolik berarti pengajaran iman, yang menghubungkan manusia dengan Yesus Kristus.
Penghubung itu adalah pengetahuan. “Pengetahuan itu menimbulkan kebahagian. Karena itu, katekese harus mampu menunjukkan dengan jelas kegembiraan yang dirasakan,” ujar Ketua Komisi Kitab Suci Keuskupan Bandung, Pastor Istimoer Bayu Adjie, dalam Seminar Nasional Katekese yang Membebaskan, di Kampus 3 Unika Atma Jaya, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Sabtu, 27/10.
Romo Bayu, panggilannya, juga mengingatkan, dalam berliturgi umat atau imam tak sekadar menaati seperangkat aturan baku, tetapi juga tidak bisa menjalankan secara serampangan tanpa norma atau terkesan ritualistik semata.
Seminar ini diadakan oleh Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik (Pendikkat), Fakultas Pendidikan dan Bahasa Unika Atma Jaya. Menurut Ketua Panitia Seminar, Kanisius Komsiah Dadi, ada tiga topik yang dibahas dalam seminar, yakni: keluarga, media digital, serta Kitab Suci, dan hidup sakramental.
Selain Romo Bayu, narasumber seminar itu adalah dosen Prodi Pendikkat antara lain, Liria Tjahaja, Matheus Beny Mite, Yap Fu Lan, Theresia Vita Prodeita Latief, dan Pastor Yohanes Subagyo.
Chicilia Suratun, salah satu peserta seminar, mengakui bahwa para katekis harus dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Sebab, kata Chicilia, bila katekis tidak mampu mengikuti perkembangan, firman Tuhan tidak akan tersampaikan dengan baik. “Kita (katekis) harus banyak belajar juga.”
Elisabeth Chrisandra J.T.D.