HIDUPKATOLIK.com – Flp. 2:1-4; Mzm. 131:1,2,3; Luk.14:12-14
PADA hari Minggu pagi, sebuah bus disediakan untuk menjemput anggota-anggota jemaat dari suatu lokasi dan membawa mereka ke gereja tempat mereka akan beribadat.
Orang yang selama sepekan mungkin menjadi pekerja kasar dengan pakaian lusuh, misalnya buruh bangunan atau tukang becak atau yang lain lagi, pada hari Minggu itu naik mobil jemputan dengan berpakaian terbaik mereka.
Mereka yang sehari-harinya sering tidak diperhitungkan, pada hari itu, menjadi manusia
bermartabat penuh! Bus jemputan bukan sekedar sarana transportasi, tetapi sarana untuk memulihkan martabat orang-orang tertentu yang hilang karena situasi.
Mungkin gambaran seperti itulah yang terjadi ketika Yesus memberikan daftar tamu yang mesti diundang dan tidak perlu diundang kepada murid-murid yang ingin mengadakan perjamuan makan. Ini daftar yang ganjil, karena Ia meminta kepada para murid untuk mengundang justru orang-orang miskin, cacat, lumpuh, serta orang buta.
Orang-orang seperti ini biasanya terpinggirkan. Maka, mengundang orang-orang
seperti ini yang bisa digolongkan sebagai kelompok KLMTD (kaum lemah, miskin, tersingkir, dan difabel), bukan masalah memberi makan gratis.
Yang rasanya lebih penting adalah mengembalikan martabat kemanusiaan mereka yang hilang karena situasi mereka. Dengan diundang ke perjamuan makan, mereka dimanusiakan! Mereka berharga pertama-tama karena mereka manusia.
Inilah yang kiranya mau disampaikan Yesus kepada kita. Lalu? Bagaimana kita mau mewujudkan hal itu dalam hidup kita sehari-hari?
Pastor Dr. V. Indra Sanjaya
Dosen Kitab Suci Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta