HIDUPKATOLIK.COM-SEHARI menjelang pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I, digelar Expo Maluku 2018. Ketua Panitia Pesparani Zeth Sahuburua membuka kegiatan ini dengan pemukulan tifa bersama Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala, Jumat, 26/10, di Ambon, Maluku. Pemandang Teluk Ambon dan Pulau Hative adalah latar belakang tempat acara ini diadakan.
Menurut Zeth, kegiatan yang diikuti peserta dari 34 provinsi ini merupakan bagian dari rangkaian Pesparani yang diadakan pada 27 Oktober-2 November 2018. Setiap stand menampilkan potensi daerah masing-masing. Diharapkan dari kegiatan ini terjadi pertukaran informasi sehingga berlanjut dengan transaksi bisnis.
Lebih lanjut Wakil Gubernur Provinsi Maluku ini menyampaikan bahwa daerahnya memiliki banyak pulau dengan potensi laut yang kaya. Secara bergurau Zeth mengatakan, Maluku dikenal sebagai tempat ikan mati sekali. Sementara di daerah-daerah lain ikan mati berkali-kali.
“Di sini ikan mati satu kali, kita tangkap, bakar, dan makan. Hanya dalam satu hari. Di tempat lain, masuk ke cold storage, pindah ke freezer, pindah ke pasar, kulkas, baru dimasak, dan dimakan. Untuk itu mari kita nikmati ikan yang mati satu kali di sini,” tambah Zeth yang langsung disambut tawa dari sekitar seribu orang yang hadir.
Zeth juga mengungkapkan bangsa Eropa telah datang ke Maluku sejak 350 tahun lalu. Mereka datang karena mengetahui potensi Maluku yang kaya dengan pala, cengkih, dan rempah-rempah. “Sejarah telah membuktikan bangsa barat datang ke Maluku karena hasil-hasil buminya”.
Dalam pameran ini para peserta pameran menjajakan atau memajang potensi daerahnya masing-masing seperti kopi, sepatu, tas, aksesoris, brosur berisi informasi dan foto-foto kelebihan daerah masing-masing. Beberapa daerah memamerkan foto-foto tempat tujuan wisata yang menarik.
Tentang LP3KN
Penyelenggaraan Pesparani tingkat nasional ini tidak terlepas dari organisasi pelaksana bernama Lembaga Pembinaan, Pengembangan, PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN). LP3KN adalah lembaga yang direstui oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan difasilitasi oleh pemerintah.
Di dalam struktur LP3KN terdapat unsur pastor yg menjadi pejabat KWI, pejabat dari jajaran Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama, dan sejumlah awam yg diangkat oleh KWI.Sebagai ketuanya adalah Adrianus Meliala. “Pengurus LP3KN memiliki dua amanat dari KWI dan pemerintah. Hal yang sama terjadi pula dengan LP3KD. Restu dari uskup setempat dan pemda masing-masing. Tugasnya adalah mengembangkan seni budaya Gereja, salah satunya adalah Pesparani. Rata-rata dari kami baru dibentuk,” ujar Adrianus menjelaskan kedudukan lembaga ini.
Berkaitan dengan Expo ini, Adrianus menjelaskan stand pameran diwakili oleh masing-masing LP3KD dari setiap provinsi. “Sebagai lembaga yang baru dibentuk lalu mau menampilkan apa? Di tengah kesibukan menyongsong Pesparani, semua LP3KD provinsi mempromosikan potensi daerah masing-masing sehingga semua stand dapat terpenuhi.”
A. Bobby, Pr (Ambon)