HIDUPKATOLIK.com – DALAM Dekrit Pembinaan Calon Imam, Optatam Totius (OT) dikatakan bahwa pendidikan bagi para calon imam sangat penting.
“Tanpa imam atau hierarki, Gereja akan kehilangan unsur pemersatu…” demikian bunyi OT Art 5 yang mendasari program pendidikan dan pembinaan calon imam di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Pastor Bonus dan Seminari Antonino Vetimiglia, Keuskupan Agung Pontianak (KAP) yang baru saja merayakan 20 tahun pelayanan dalam mendidik calon imam, Kamis, 18/10.
Perayaan syukur ini dipuncaki dengan Misa yang dipimpin Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus. Ia didampingi Uskup Agung Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto MSF, Uskup Palangkaraya Mgr Aloysius Sutrisnaatmaka MSF, Uskup Sintang Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap, Sekretaris Eksekutif Komisi Seminari KWI Pastor J Kristanto, dan Vikjen Keuskupan Ketapang Pastor Laurensius Sutadi.
Hadir pula para pejabat pemerintahan Kota Pontianak, para tamu undangan, biarawan/biarawati, para pengurus Gerakan Orangtua Asuh Seminari KAP (GOTAUS KAP). Mgr Agustinus mengungkapkan, seminari adalah “urat nadi” pembinaan calon-calon imam.
Menurutnya, dua lembaga di KAP harusnya menjadi ladang berseminya pembinaan calon-calon imam yang handal dalam hidup moralitas juga intelektual. “Segi intelektual dan kepribadian dalam hal ini moral harus dijaga dalam pembinaan agar menghasilkan gembala-gembala yang handal.”
STT Pastor Bonus adalah pendidikan tinggi untuk para frater yang melanjutkan studi teologi hingga jenjang pasca sarjana. Keuskupan-keuskupan yang mengirimkan para fraternya untuk belajar di sini adalah Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Sanggau, Keuskupan Sintang, Keuskupan Ketapang, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Palangkaraya, dan Keuskupan Tanjung Selor.
Sedangkan beberapa tarekat yang juga mengirimkan para fraternya untuk belajar di seminar ini di antaranya Ordo Kapusin Pontianak dan Ordo Passionis.
Adrianus Hendrik (Pontianak)