web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pembukaan Pesparani, Panggung Perbedaan Bagi Orang Basudara

4/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM-PESTA Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) I di Kota Ambon, Maluku dibuka resmi oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan mewakili Presiden Joko Widodo, Sabtu, 28/10. Pesta iman ini menyuguhkan ragam hiburan yang mampesona. Hadir juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama isteri, para pejabat pemerintahan Kota Ambon seperti Gubernur Maluku Said Aseggaf, Ketua Umum Panitia Zeth Sahubarua, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, anggota DPRD, para bupati se Provinsi Maluku dan beberapa dari daerah lain, Pangdam Pattimura XVI/Pattimura Mayjen TNI Suko Pranoto bersama jajarannya, Kapolda Maluku Irjen Royke Lumowa bersama staf, para tokoh agama Kota Ambon dan tokoh-tokoh adat dan masyarakat Kota Ambon

Masyarakat menghadiri pembukaan Pesparani I di Kota Ambon [Dok. LP3KN/A Bobby Pr]

Hadir dalam acara ini Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Ignatius Suharyo bersama delapan uskup yang terdiri dari Uskup Denpasar yang juga menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng Mgr Silvester San, Uskup Agung Makassar Mgr Johanes Liku Ada, Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Merauke Mgr Niko Adi Saputra MSC, Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang, Uskup Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto MSF, dan Uskup Ambiona Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC.

Baca Juga:  Percakapan Terakhir dengan Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

Dalam sambutan pembukaan, Gubernur Maluku mengingatkan masyarakat akan pentingnya membangun toleransi antar umat beragama. Ia menyebutkan bahwa Maluku selalu mempesona karena berkaca dari pengalaman masa lalu. Baginya toleransi antar umat beragama tak membuat orang merasa ekslusif tetapi terbuka kepada sesamanya. Secara terbuka Aseggaf mengatakan Maluku adalah negeri kepulauan yang saat ini menjadi ikon toleransi dan perdamaian.

Umang hadir dalam pembukaan Pesparani [Dok. Pribadi]

“Maluku menjadi panggung perdamaian dan terbukti saat ini dengan hadirnya para peserta dari seluruh daerah. Kami bangga bahwa Pesparani I dapat dilaksanakan di Ambon. Ini akan tercatat dalam sejarah Gereja Indonesia sekaligus perjalanan iman dan refleksi kehidupan masyarakat Kota Ambon. Kedatangan kontingen juga sekaligus mengingatkan kami akan rasa persatuan yang menjadi motto provinisi Maluku,” ungkap Aseggaf.

Pada kesempatan itu, Menteri Jonan juga menyampaikan pesan dari Presiden Jokowi kepada sedikitnya 4.000 warga yang menyemut di Lapangan Merdeka Ambon itu. Ia menyatakan bahwa para peserta yang datang perlu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi terwujudnya Indonesia yuang damai, tenang, dan toleransi demi terwujudnya keharmonisan beragama di Indonesia.

“Kebhinekaan adalah kekayaan besar yang dimiliki bangsa ini. Kebhinekaan yang dibentulk oleh founding fathers dari Sabang sampai Merauke harus dapat dipertahankan,” sebutnya. Ia menambahkan Presiden juga berpesan agar seluruh anak bangsa dapat melestarikan dan merawat kebhinekaan sebagai ikon persatuan Indonesia. “Kerukunan dan persaudaraan antar anak bangsa harus tetap dijaga sebab tanpa persatuan Indonesia pasti hancur,” pungkas Jonan.

Baca Juga:  Rayakan 50 Tahun Imamat, Mgr. Petrus Turang: Selama Ada Kelekatan Diri Sendiri, Kita Akan Mengalami Kekecewaan
Pembukaan Pesparani I di Kota Ambon [HIDUP/Yusti H.Wuarmanuk]

Sementara itu, Ketua KWI Mgr Igantius Suharyo mengingatkan semua peserta yang hadir untuk terus mengingat sejarah perjuangan bangsa. Uskup Agung Jakarta ini menjelaskan bahwa Gereja Katolik punya peranan sangat besar terhadap gerak persatuan Indonesia yang tercantum dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018. “Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah fakta sejarah yang menentukan arah berbangsa dan bernegara” sebut Mgr Suharyo.

Suharyo mengatakan Pesparani adalah ungkapan syukur kepada Tuhan atas karya agung-Nya sehingga begitu pesatnya pertumbuhan iman orang Katolik. Pesparani, kata Suharyo, adalah momentum umat Katolik menyadari bahwa punya keterlibatan dalam sejarah pembentukan satu bangsa, satu bahasa,satu tanah air yaitu Indonesia.

Diketahui pembukaan Pesparani ini diikuti tidak saja orang Katolik tetapi dukungan luar biasa datang dari umat beragama lain. Keterlibatan para tokoh agama dan masyarakat Kota Ambon membuat Pesparani berjalan dalam teman “Membangun Persaudaraan Sejati”. Merefleksikan tema ini, Zeth Sahubarua mengatakan ucapan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak teristimewa pemerintah pusat lewat Menteri Agama, TNI-Polri, tokoh masyarakat dan agama, juga kepada para peserta yang datang dari 34 Provinsi untuk mengikuti berbagai kegiatan lomba.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

“Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang basudara dari Maluku maupun datang dari berbagai provinsi. Acara ini terlaksana berkat partisipasi kita semua. Tidak ada yang luar biasa selain keringat perjuangan anda, pengorbanan waktu, tenaga, dan sumbangsih pikiran demi terwujudnya pesta iman ini. Mari katong selesaikan sampai tuntas,” demikian Zeth disambut tepuk tangan meriah para pesert ayang hadir.”

Penyerahan Piala Bergilir yang dibawakan oleh para petugas dalam pembukaan Pesparani I [HIDUP/Yusti H, Wuarmanuk]

Dalam pembukaan ini juga penyerahan Piala Bergilir diberikan dari Ketua LP3KN Adrianus Meliala kepada Ketua Panitia Zeth Sahuburua dan akan diberikan kepada para peserta yang menjuarai lomba.

Replika patung St Fransiskus Xaverius [HIDUP/Yusti H, Wuarmanuk]

Kesempatan ini juga replika Patung St Fransiskus Xaverius diperagakan dalam pembukaan Pesparani ini. Cerita sejarah soal perjuangan St Fransiskus saat pewartaan Injil kepada umat Maluku.

Yusti H. Wuarmanuk (Ambon)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles