HIDUPKATOLIK.com – Pw. St. Teresia dari Yesus. Gal. 4:22-24,26-27,31-5:1; Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7; Luk. 11:29-32
INJIL Lukas berbicara tentang tanda Yunus. Kebiasaan orang Yahudi adalah menuntut untuk diberi tanda atau mukjizat, barulah mereka mau percaya. Di sini Yesus menjadikan Yunus sebagai “tanda” bagi mereka yang tidak mau mendengarkan ajaran-Nya.
Yunus mewartakan rencana Allah bagi Niniwe yang adalah bangsa kafir – non Israel, namun mereka mendengarkan pewartaan Yunus dan bertobat, sehingga Allah mengampuni mereka. Mereka dibebaskan dari perhambaan dosa.
Rasul Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Galatia, mengingatkan umat agar tidak diperbudak oleh dosa, sebab “Kita bukanlah anak-anak ‘hamba’ perempuan, melainkan anak-anak perempuan ‘merdeka’” (bdk. Gal. 4:23-27).
Menurut Paulus, menjadi anak-anak perempuan merdeka berarti beusaha melawan kuasa-kuasa kegelapan/dosa, dan memerdekakan diri dari penjajahan dosa. Perjuangan semacam ini juga dilakukan oleh St Teresa Avila yang kita peringati pada hari ini.
Ia mampu menciptakan pembaharuan dalam ordonya. Baginya, membiara adalah sebuah langkah pembebasan jiwa dari berbagai belenggu dosa.
Sr. Dr. Grasiana, PRR
Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Univeritas St. Tomas Aqinas Angelicum Roma