HIDUPKATOLIK.com – Umat Katolik harus menjadi pembawa damai. Berani membuka diri dengan orang lain.
MENTERI Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak tokoh agama dan tokoh masyarakat beragama Katolik untuk menjaga dan menghargai kehidupan bangsa yang beragam. “Kita bertemu pada titik yang sama, yakni menegakkan keadilan. Semua agama melarang membunuh atau mencuri,” ujar Saifuddin dalam sambutannya dalam Pertemuan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Katolik Tingkat Nasional, di Hotel Merlynn Park, Jakarta Pusat, Kamis 13/9.
Pertemuan yang mengangkat tema Tebarkan Kedamaian; Merawat Kebangsaan, dihadiri sekitar 90 tokoh agama dan tokoh masyarakat Katolik se-Indonesia. Mereka merupakan referensi dari Komisi Kerasulan Awam setiap keuskupan, pengurus organisasi massa Katolik, dan organisasi kategorial.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI, Eusabius Binsasi, mengatakan, kegiatan ini untuk merancang sekaligus berjuang dengan para tokoh agama dan masyarakat Katolik dalam menyebarkan kedamaian di negara ini.
“Orang Katolik memiliki kekhasan sebagai pembawa damai. Kita berguna bagi bangsa dalam membumikan Pancasila ke seluruh Indonesia,” ujarnya. Upaya itu, lanjut Binsasi, juga kesempatan yang bagus bagi Gereja Katolik untuk semakin lebih membuka diri dan membangun dialog dengan dunia luar, dan juga mengembangkan gerakan kerasulan awam.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Direktur Urusan Agama Katolik Kementerian Agama RI, Aloma Sarumaha. Pertemuan ini untuk semakin memperkuat peran tokoh agama dan masyarakat Katolik dalam mensosialisasikan dan membumikan nilai kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Saat Misa penutup dan perutusan, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia, Pastor Paulus Christian Siswantoko dalam khotbah mengungkapkan, umat Katolik tidak boleh hanya menjadi penikmat damai. Umat Katolik juga harus menjadi pembawa damai ke seluruh penjuru dunia.
Itu adalah tugas utama kerasulan awam. Sebagai rasul awam, lanjut Pastor Koko –sapaannya–, umat Katolik ikut berperan dalam menciptakan, menyebar, dan membawa damai. Peran tersebut amat dibutuhkan dalam kondisi sosial dan politik saat ini.
Sebagai rasul awam, desak Pastor Koko, harus berani keluar dari identitas diri. “Spirit membuka diri terhadap yang lain untuk mewartakan kedamaian sangat penting. Dengan cara itu kita mudah mewartakan kedamaian,” sarannya.
Willy Matrona