HIDUPKATOLIK.com – Radio bukan media untuk mencari keuntungan semata tetapi sebagai media pewartaan Kabar Gembira dan memberi pesan damai.
Muhammad Yahya Mustafa, dari Kota Makassar me-request lagu Teluk Bayur. Lagu ciptaa Ernie Djohan bagi lelaki 52 tahun ini sangat menyentuh pengalaman hidupnya. Yahya ingat persis pengalaman 20 tahun lalu. Lagu ini mengingatkannya ketika pertama kali bertemu sang istri di Kota Padang, Sumatera Barat.
Baru bertemu sebulan, Yahya harus melepaskan kekasihnya karena bertugas di Makassar. “Di atas kapal di Pelabuhan Muara, Padang, lagu Teluk Bayur yang diputarkan menjadi saksi cinta kami. Tiga bulan di Makassar, saya mendengar kabar bahwa pacar saya telah menikah dengan orang lain. Orangtuanya tidak setuju ia berhubungan dengan saya,” cerita Yahya dalam program Hits Parade di Radio DB dan BOOS 104,2 FM Padang.
Berbeda dengan Yahya, Yulianto memiliki kisah menarik. Di program yang ditayangkan setiap hari Minggu pukul 18.00-20.00 ini, Yulianto dari Pasar Pon Kota Lama Ponorogo me-request lagu Panbers Gereja Tua. Bagi Yulianto, lagu ini akan menjadi lagu kenangan yang dinyanyikan dirinya dan istri dalam acara pernikahan mereka 12 tahun lalu. “Dalam perjuangan menjaga hubungan kami, lagu ini menjadi puncak kenangan dalam bahtera rumah tangga kami. Saya dan istri membawakan dalam acara nikahan kami,” curhat Yulianto sambil tertawa.
Sahabat Keluarga
Radio DB dan BOOS FM adalah salah satu radio swasta yang berada di Kota Padang Sumatera Barat, yang telah berdiri sejak tahun 1999 dan berada di frekuensi FM 104,2 MHz. Sebagai Radio Keluarga dengan motto “Sahabat Keluarga Anda”, Radio DB dan BOOS bertekad untuk lebih dekat dengan keluarga sebagai sahabat sejatinya melalui program acara yang menarik dan bermanfaat, serta berbagai informasi dan musik yang berkualitas se suai dengan kebutuhan keluarga khususnya, dan masyarakat umumnya. Dengan format acara yang dirancang khusus untuk keluarga, siaran BOOS FM bisa dinikmati oleh seluruh keluarga di Kota Padang dan sekitarnya mulai dari pukul 06.00 – 22.00 WIB.
Disadari bahwa perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi membuat radio seakan berada di pusaran zaman. Fenomena ini menghadirkan sejumlah perubahan. Perubahan roda zaman ini ikut membentuk kebiasaan masyarakat dalam mengakses dan mengonsumsi lagu. Jika dulu bila tak membeli album, orang mendapatkannya lewat siaran radio atau televisi. Sekarang keadaan berbalik, tinggal ketik judul lagu di Youtube, beragam lagu bisa seketika dinikmati. Berbagai apli kasi layanan streaming lagu seperti Spotify, Apple Music, Joox, atau Guvera juga tersedia mulai dari versi berbayar hingga gratis.
Kini, bila ingin mengetahui berita atau informasi paling aktual, sumber utamanya bukan lagi di media konvensional seperti koran, majalah, radio, dan televisi. Ada begitu banyak situs yang memberi informasi terkini. Media online menjadikan dunia seakan “tidak rahasia lagi”. Kehadiran internet dengan berbagai perangkat lunak multiplatform dan gawai cerdas menghiasi kehidupan manusia. Betul pribahasa kuno, “zaman beralih, musim bertukar”. Radio sedang berkutik dalam pusaran angin perubahan tersebut. Bila tidak beradaptasi mengikuti tuntutan zaman, quo vadis radio?
Yustina Anik, Station Manager Radio DB dan BOOS FM mengatakan, perkembangan zaman ini tidak membuat para pengusaha radio getar-getir. Nyatanya, Radio DB (pertama kali didirikan) tetap eksis di indra dengar warga kota Padang, Pariaman dan masyarakat di Kepulauan Mentawai, khususnya bagi masyarakat Kristen karena Radio DB merupakan satu-satunya radio ber-genre Kristen di Sumatera Barat.
Tekad untuk pewartaan ini semakin diperkuat dengan hadirnya Radio BOOS yang dibeli oleh Keuskupan Padang pada bulan Februari 2011. Yustina melanjutkan, kedua radio milik Keuskupan Padang ini menggunakan frekuensi berbeda. Kalau Radio DB masih menggunakan gelombang frekuensi AM, sedangkan Radio BOOS menggunakan gelombang FM.
Radio DB dengan gelombang AM jangkauan siarannya luas hingga daerah Mentawai dan daerah pelosok pesisir. Namun, untuk siaran dalam kota Padang kurang bersih dan tidak bisa didengarkan melalui ponsel atau radio mobil. “Sedangkan Radio BOOS dengan gelombang FM, bagus kualitasnya untuk kota Padang dan bisa didengarkan melalui ponsel, radio mobil, atau streaming internet.”
Sarana Pewartaan
Di dua radio ini beberapa program rohani unggulan yang ditawarkan adalah sentuhan kasih, “Simphony Kehidupan”, “Sumber Air Kehidupan”, “Doa Rosario”, “Misa Kudus”, “Langgai Simaeru”, dan “Renungan Malam”. Dua radio ini berada dalam satu naungan perusahaan PT Radio Bunda Obor Optimisme Senpana yang beralamatkan di Jl. WR Mongonsidi No 4-B Lt. 2 Padang.
Direktur Utama PT Radio Bunda Obor Optimisme Senpana, Pastor Riduan Naibaho menjelaskan format siaran di Radio DB dan BOOS terdiri dari informasi dan musik baik pop, jazz, adult contemporary, slow rock dan easy listening. Pastor Riduan melanjutkan, target pendengarnya adalah usia 20-50 tahun dengan 50 persen pria dan 50 persen wanita. Sementara itu, beberapa informasi juga di tekankan dalam program-program seperti news, human interest, kesehatan, pendidikan, dan talkshow, serta berita-berita kerohanian. “Jangkauan siaran bisa di Kota Padang, Pariaman, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Solok. Pun kalau ada yang mau mendengar streaming bisa di melalui www.boosfm.com,” ujar Pastor Riduan.
Meski begitu, memiliki dua stasiun radio bukanlah perkara mudah yang harus dipikul oleh Keuskupan Padang. Meski begitu, dua radio ini tetap berupaya maksimal untuk bisa menjadi pewarta yang baik bagi Gereja. “Tidak bosan berbenah diri dengan mengemas berbagai program agar menarik dan bisa menjadi program yang dibutuhkan masyarakat,” ujar Yustina.
Saat ini pula, dua radio ini dioperasikan oleh tujuh penyiar. Yustina menjelaskan, radio ini bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi harusnya menjadi media pewartaan.
Yusti H. Wuarmanuk