HIDUPKATOLIK.com – Hierarki Gereja dan umat Katolik harus terlibat dalam menyukseskan Asian Games dengan berbagai kegiatan baik ditingkat keuskupan, paroki, maupun lingkungan.
Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games ke-IV sejak tahun 1962. Inilah lembaran sejarah baru bagi Negara Indonesia untuk melakukan perhelatan berkelas dunia yang dihadiri oleh 17 negara ketika itu. Tak ayal, pembangunan infrastruktur Asian Games secara besar-besaranpun dilakukan. Misal, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Stadion Istora Senayan, dan Kawasan Kompleks Olahraga Senayan. Semua dilakukan dengan terencana di bawah komando langsung Presiden Bung Karno didukung Komandan Pelaksana Mayor Jenderal D. Suprayogi. Singkat kata, perhelatan bergengsi ini, selain mengemban sebuah kepercayaan juga sebuah lembaran sejarah baru bagi Indonesia.
Tahun 2018, lagi-lagi bangsa Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Asian Games. Tidak tanggung-tanggung pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo juga sangat serius menggelontorkan dana miliaran bahkan triliunan mempersiapkan renovasi infrastruktur di Kawasan Kompleks Gelora Bung Karno demikian juga di Palembang. Tentu saja, atensi yang begitu besar dari pemerintah Indonesia ini mesti didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk upaya dan kegiatan-kegiatan yang terkait untuk mensukseskan penyelenggaran Asian Games yang secara resmi dibuka oleh Presiden RI pada 18 Agustus 2018.
Koordinasi Satu Atap
Persiapan ini melibatkan berbagai stage holder di bawah Kementrian Lembaga di Kota Jakarta seperti Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia bersama Pusat Pengelola Kawasan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK) dan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran). Berbagai kegiatan dibuat seperti Fun Run di Jalan Sudirman dan juga Senam Tari Poco-Poco”. Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana, Jusuf Kalla dan Ibu Mufidaf Jusuf Kalla pun hadir sebagai peserta. Menjadi catatan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya digelorakan pemerintah, pengelola kawasan, kementerian lembaga dan panitia Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC), tetapi diikuti oleh segenap masyarakat Indonesia di tanah air termasuk pimpinan gereja dan umat Katolik di Indonesia.
Sungguh merupakan momen yang tepat, bilamana pimpinan Gereja Katolik, pengurus kelompok-kelompok kategorial, beserta umat Katolik berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu para pengelola institusi-institusi Katolik seperti sekolah-sekolah Katolik, Perguruan Tinggi Katolik, Rumah Sakit Katolik dan sebagainya juga harus menggunakan momen ini sebagai bagian partisipasi nyata dan langsung demi menyukseskan Asian Games 2018.
Dari hal sederhana, Gereja Katolik juga perlu berpartisipasi menggelorakan perhelatan Asian Games melalui kegiatan doa di gereja, wilayah dan lingkungan, juga membuat ucapan selamat dan sukses di berbagai media, billboard, spanduk yang dipajang di institusi milik Katolik di Indonesia. Gereja Katolik di berbagai paroki dan kelompok kategorial dapat melakukan Fun Walk atau Fun Run di area Car Free Day dengan identitas Katolik di kaos yang digunakan oleh para peserta. Hal ini bisa dilakukan di bawah koordinasi satu atap Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan Keuskupan Palembang.
Bentuk partisipasi langsung adalah dengan ikut mengambil bagian sebagai penonton atau pendukung (supporters) guna menyemangati para atlit Indonesia yang mulai bertanding dari tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018. Upacara pembukaan Asian Games 2018 akan menghadirkan “panggung spektakuler”, yang memiliki berat total 600 ton dan ukuran panjang 135 meter, lebar 30 meter dan tinggi 26 meter, yang menurut Panitia INASGOC merupakan salah satu panggung terbesar dan tertinggi yang pernah ada dalam acara pembukaan acara sejenis. Pembukaan Asian Games 2018 diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan menampilkan konsep “keindahan alam” dan “keragaman budaya asli Indonesia”.
Sejumlah artis Indonesia akan mengambil bagian pada acara pembukaan tersebut termasuk artis cantik Via Vallen yang akan mengumandangkan lagu “Meraih Bintang” yang sudah viral di media sosial dan mendapat respon yang begitu baik dari banyak pendengar radio dan permirsa TV nasional.
Wujud Kepedulian
Tentu saja kehadiran atau keikutsertaan para hierarkis bersama perwakilan umat Katolik eksis berolahraga jalan santai pagi menggelorakan perhelatan Asian Games 2018 yang jarang-jarang dilaksanakan ini memiliki makna tersendiri atas partisipasi nyata dari pemimpin Gereja Katolik dan umatnya. Sekelumit aksi setiap pemimpin gereja di setiap keuskupan di Indonesia dengan menghimpun para peserta perwakilan setiap paroki untuk mengambil bagian dalam kegiatan “morning fun walk” atau “fun runs” untuk mensukseskan Asian Games 2018. Minimal menggelorakan lewat selembar spanduk tentu sangat bermanfaat dan memiliki sentuhan nilai guna menyemangati penyelenggaraan Asian Games 2018.
Singkatnya, partisipasi “mendoakan” apalagi mengambil bagian menggelorakan dan mempublikasikan selamat dan suksesnya penyelanggaraan Asian Games 2018 merupakan wujud kepedulian yang luar biasa dari seluruh masyarakat Indonesia termasuk pemimpin gereja dan umat Katolik Indonesia. Selain itu, turut menjaga kebersihan guna mewujudkan keindahan dan ikut menjaga keamanan Ibu Kota Jakarta dan Kota Pelembang sebagai tuan rumah perhelatan Asian Games 2018, yang akan dihadiri lebih dari 40 negara merupakan partisipasi yang luar biasa.
Ikut menyemangati para atlit Indonesia pada ajang Asian Games juga memiliki arti yang luar biasa. Last but not least, minimal dari jauh kita berdoa untuk mensukseskan Asian Games atau ikut menyanyikan satu bait lagu “Meraih Bintang” yakni: “yoo yo ayo yo ayoo yoo yo ayo”, yang dilantumkan penyanyi Via Vallen juga penting. Mari kita serukan Horeee….!!! Selamat dan Sukses untuk Penyelenggaraan Asian Games 2018!