HIDUPKATOLIK.com – Gereja berharap Asian Games 2018 menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah yang bisa menghargai perbedaan. Gereja siap mendukung Asian Games 2018 lewat berbagai kegiatan.
Pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara (AU) meliuk-liuk di atas udara Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring Sport City Palembang. Di atas ketinggian tujuh ribu kaki, 52 peterjun dari kesatuan Datasemen Matra 1 dan 2, Pusdiklat Paskhas serta Satuan Bravo-90 melompat dari dalam pesawat. Disaksikan masyarakat yang memenuhi stadion, penerjun-penerjun itu meluncur membawa Api Asian Games 2018, Sabtu, 4/8.
Berbeda dengan sebelumnya yang didaratkan secara konvensional menggunakan pesawat, kali ini api tersebut tersimpan dalam tinder box dan diterjunkan dari udara. Prosesi ini dalam rangka penyambutan Torch Relay Asian Games 2018 di Palembang. Salah satu perwira TNI AU yang terlibat adalah Letkol Pas Paulus Purwadi, staf tim pengawalan Torch Relay Api Asian Games 2018 dibawah gugus tugas Marsekal Pertama TNI Eko Dono Indarto.
Paulus mengaku bangga dapat mengikuti prosesi Torch Relay. Lulusan perwira sumber sarjana, PAPK IV/1997 mengatakan, “Saya bangga, masyarakat sangat antusias menyambut kirab obor.” Kasiops Duksos Disopslatau ini berharap agar Asian Games sungguh mampu menyulut semangat patriotisme generasi muda Indonesia menjadi energy of Asia.
Partisipasi Gereja
Sejak awal kedatangan Torch Relay membawa api abadi dari India, 14 Juli 2018 ke Yogyakarta, Panitia Penyelenggaraan Asian Games Indonesia (Inasgoc) telah mendapuk TNI AU untuk mengawal dan menerbangkan Api Asian Games berkeliling ke beberapa daerah di Indonesia. Selama di Yogyakarta, Api Asian Games disatukan dengan Api Merapen dan disemayamkan di Museum Pusat Dirgantara Mandala TNI AU yang hanya seperlemparan batu dengan Kompleks Gereja Katolik Santo Mikael Pangkalan Adisutjipto.
Dalam konteks ini, Gereja Katolik tidak menjadi apatis menyambut Asian Games. Di Keuskupan Agung Palembang, pesta olahraga se-Asia ini disambut gembira oleh umat. Ketika mereka mengetahui bahwa Kota Palembang menjadi salah satu kota perhelatan gawai akbar ini, mereka berkomitmen untuk menyukseskannya. Berbagai pembangunan fisik digerakkan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) seperti Light Rail Transit (LRT), rumah sakit, dan hotel.
Masih segar dalam ingatan, pada bulan Mei lalu umat Keuskupan Agung Palembang memadati Griya Agung memenuhi undangan Gubernur Sumsel Alex Noerdin untuk mengikuti sosialisasi Asian Games. Pada kesempatan itu, hadir pula Uskup Agung Palembang, Mgr Aloysius Sudaro SCJ. Alex Noerdin memuji kehadiran umat Katolik sebagai komunitas yang paling meriah. “Dari berbagai komunitas yang diundang dari 17 kabupaten di seluruh Provinsi Sumatera Selatan ini, umat Katolik adalah komunitas yang paling meriah,” tutur Alex yang disambut sorak dan tepuk tangan.
Alex menjelaskan terpilihnya Kota Palembang menjadi tuan rumah Asian Games karena Provinsi Sumsel adalah provinsi zero conflict. “Belum terjadi kerusuhan antar etnis dan antar umat beragama. Selain itu, Sumsel juga pernah menyukseskan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XVI 2004 lalu, juga tempat berlangsungnya Pekan Southeast Asian Games 2011, dan Islamic Solidarity Games 2013,” tutur Alex.
Partisipasi lain umat Katolik Palembang adalah kehadiran Rumah Sakit Katolik Charitas yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan untuk para atlet yang sakit. Karena itu sebuah helipad di bangun di atap rumah sakit untuk mempermudah transportasi jika jalur darat mengalami kemacetan. Pihak Charitas juga melatih para tenaga medisnya untuk belajar Bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi dengan baik.
Keterlibatan orang Katolik dalam menyukseskan Asian Games 2018 tidak berhenti pada karya sosial. Pada Minggu, 5/8 lalu, St John Paul II Church diberkati Mgr Sudarso. Gereja ini merupakan salah satu rumah ibadah yang berdampingan dengan empat rumah ibadah lain di Kompleks Jakabaring Sport City Palembang. “Salah satu persyaratan yang harus ada untuk Asian Games adalah rumah ibadah,” kata Aphonsus Supardi, Pembimas Katolik Provinsi Sumsel.
Dalam pemberkatan ini, diadakan serah terima kunci gereja dari Pembimas Katolik kepada Mgr Sudarso. “St. John Paul II Church diambil dari nama Bapa Suci Yohanes Paulus II yang terkenal. Dia juga pernah berkunjung ke Indonesia. Dia sangat disukai orang muda dan waktu muda, dia juga seorang olahragawan,” kata Mgr Sudarso.
Wujud Persatuan
Di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), sebuah pesan singkat berisi imbauan dukungan Asian Games dari Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo lewat Sekretaris Keuskupan Pastor V. Adi Prasojo. Isi pesan itu adalah ajakan menyukseskan Asian Games 2018. Mgr Suharyo dalam imbauannya secara khusus meminta kepada semua paroki di KAJ agar membuat ajakan dalam bentuk banner, spanduk, dan posting-an di media sosial dan sebagainya sebagai bentuk dukungan dan doa terhadap penyelengaraan Asian Games.
Pastor Adi mengungkapkan alasan munculnya ajakan ini, sebagai wujud dari Tahun Persatuan, kita sebagai anak-anak bangsa wajib menyukseskan gelaran besar Asian Games. Juga sebagai ungkapan dari tanggung-jawab sejarah seluruh umat yang bersatu dengan segenap komponen bangsa.
Seruan Mgr Suharyo ditanggapi beragam oleh paroki-paroki dan lembaga-lembaga kategorial maupun sekolah-sekolah. Di Sekolah Vincentius Jakarta Timur sebuah spanduk dukungan terhadap perhelatan Asian Games terpampang di depan gedung sekolah. Di Jakarta Barat, Sekolah Santo Tarsisius Kebun Jeruk, Jakarta Barat juga melakukan hal yang sama. “Mari kita sambut palaksanaan pesta olah raga Asia di Jakarta dan Palembang. Kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita layak menjadi tuan rumah yang baik. Jadikan ajang ini sebagai momen pemersatu bangsa,” ujar Alex Sosa dari Sekolah Tarsisius.
Di Jawa Barat umat Katolik sangat antusias terhadap gawai akbar ini. Jawa Barat menjadi tuan rumah lima cabang olahraga yaitu sepakbola, paragliding, balap sepeda gunung, dan road race, serta kano slalom. Yohanes Sudiro umat Paroki Beata Marie Virginis Katedral Bogor mengatakan di Jawa Barat dukungan Gereja Katolik meski tidak secara nyata tetapi dalam doa-doa lingkungan selalu ada intensi khusus untuk para atlet.
Dukungan lain juga datang dari keluarga para atlet beragama Kristen dari Indonesia Timur. Beberapa hari lalu mereka berkumpul baik yang beragama Katolik maupun Kristen untuk mengadakan doa bersama di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Ferdy Hardy selaku koordinator mengatakan kegiatan ini adalah kumpul-kumpul bersama untuk mendoakan dan mendukung keluarga mereka yang akan bertanding. “Harapannya mereka bisa mempersiapkan segala sesuatu dengan baik,” ujarnya.
Di Paroki Sang Penebus Wara, Kabupaten Sumba Timur, pihak Gereja bersinergi dengan Polres Sumba Timur mengadakan doa bersama untuk menyambut Asian Games pada Minggu, 5/8. Kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari TNI-Polri (Kodim 1601 Sumba Timur, Polres Sumba Timur, Persit KCK dan Bhayangkari Cabang Sumba Timur). Kepala Paroki Pastor Lino Maran CSsR mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya tidak saja gema Asian Games di Jakarta dan Palembang tetapi juga sampai ke daerah-daerah pelosok seperti Sumba Timur. “Dukungan Gereja sangat besar dan berharap kegiatan ini bisa memperkenalkan Indonesia sebagai negara yang berbhineka Tunggal Ika,” demikian Pastor Lino.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan : Kristiana Rinawati/Pastor Letkol Yos Bintoro