web page hit counter
Minggu, 3 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Eusabius Binsasi : Calon Pastor Menjadi Dirjen

4.5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Ia mengurungkan niatnya menjadi imam sebelum tahbisan. Karirnya dimulai dari guru agama, dan terakhir Kepala Kanwil Kemenag NTT. Kini, ia menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kementerian Agama.

Para karyawan Ditjen Bimas Katolik akhirnya bernafas lega. Setelah kurang lebih menunggu selama tiga bulan, Menteri Agama RI Suryadharma Ali melantik Dirjen Bimas Katolik yang baru, Eusabius Binsasi. Pada Kamis, 10 April 2014, Eus, demikian ia disapa dilantik bersama Dirjen Bimas Kristen Oditha Rintana Hutabarat, Dirjen Bimas Budha Dasikin, serta Nur Syam yang terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI.

Sehari sebelumnya, pria kelahiran Kuatnana, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), 55 tahun silam ini, hanya diberi tahu melalui telepon. Ia diminta datang ke kantor Kemenag di Jakarta dengan membawa pakaian sipil lengkap. “Saat itu, saya tidak tahu ada urusan apa. Sebelumnya, juga tidak ada kabar mengenai pelantikan Dirjen. Saat disuruh datang, ya saya hanya datang,” kisah ayah enam anak ini.

Saat tiba di kantor Kemenag di Jakarta, Eus terkejut. Ia diberi Surat Keputusan yang menugaskannya berkarya sebagai Dirjen Bimas Katolik. Saat itu ia pasrah. Eus, yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi NTT, hanya bisa berkata dalam hati, “Saya selalu siap untuk setiap tugas yang diberikan.”

Calon imam
Eus lahir sebagai anak pertama dari sepuluh bersaudara dalam keluarga yang amat sederhana. Sang ayah berprofesi sebagai seorang guru. Semenjak kanak-kanak, Eus ingin menjadi imam. Untuk mengapai mimpi itu, ia menempuh pendidikan di Seminari Menengah Lalian, Atambua. Benih panggilan imamat masih membuncah dalam hatinya. Ia pun meneruskan belajar di Seminari Tinggi St Petrus Ritapiret, Maumere, Flores, NTT. Usai menjalani masa tahun orientasi pastoral, ia kembali ke Seminari Menengah Lalian. Ia berkarya sebagai seorang calon imam yang mengajar agama.

Baca Juga:  GEREJA DI MUSIM DINGIN

Setelah dua tahun menjadi guru, Eus harus kembali menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero, Maumere. Namun sayang, panggilan imamatnya meredup. Ia merasa panggilannya bukan menjadi seorang pastor. Eus pun membulatkan tekad undur diri dari jalan panggilan ini. Tapi, Uskup Atambua kala itu tak memberikan restu kepada Eus.

Lantaran tak mendapat ijin, Eus terus melanjutkan pendidikan di STFK Ledalero. Usai ujian akhir dan hendak menerima rahmat tahbiskan diakon, hati Eus terus berkecamuk. Ia semakin bertekad untuk mengurungkan niat menjadi seorang imam. “Waktu itu saya berpikir, kehidupan sebagai imam tak mudah dijalani, di butuhkan tanggung jawab yang besar. Daripada saya ditahbiskan, kemudian keluar, lebih baik saya mundur sebelum ditahbiskan,” ceritanya saat ditemui di Kantor Kemenag Jakarta, Selasa, 22/4.

Meniti karir
Setelah urung menjadi imam, Eus mencoba melamar menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Ia diterima sebagai PNS di kantor Kemenag Kabupaten Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT. Pada 1992, Eus dimutasi menjadi guru di sebuah sekolah kejuruan di Kefamenanu.

Baca Juga:  Renungan Harian 31 Oktober 2024 “ 35 Senjata Allah"

Dua tahun berselang, Eus berhenti menjadi guru. Ia mendapat mandat baru sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Kabupaten Timor Tengah Utara. Tahun demi tahun, Eus meniti karir dan berkarya dalam beberapa posisi yang penting di Provinsi NTT. Sebelum terpilih sebagai Dirjen Bimas Katolik, ia menjabat Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi NTT.

“Saya sangat berterima kasih kepada Gereja. Dari lembaga pendidikan milik Gereja, saya belajar banyak. Gereja telah turut membentuk pribadi saya,” ungkap suami Susana Suryani Sarumaha ini.

Bekerja di ibukota membuat Eus semakin tertantang. Ia harus segera beradaptasi dengan perilaku, gaya hidup, serta pola makan di Jakarta. “Saya ini orang kampung yang masuk kota. Jadi, semua harus disesuaikan. Untunglah, banyak teman yang membantu saya. Jabatan ini amanat. Ini bukan jabatan politik, tapi jabatan struktural,” ujar Eus.

Sekretaris Ditjen Bimas Katolik, Agustinus Tungga Gempa menuturkan, Eus adalah pribadi yang humoris, bersahabat,dan dapat membangkitkan suasana menjadi lebih baik. “Saya mengenal Pak Eus sejak 1999. Saya rasa, tepat jika dia menjadi pemimpin kami di sini. Dia bisa membangkitkan kekompakan kami dalam bekerja,” aku Agustinus.

Sekolah pastoral negeri
Sebagai Dirjen Bimas Katolik yang baru, Eus memiliki mimpi. Ia ingin mempererat jalinan kerjasama Bimas Katolik dengan sekolah-sekolah tinggi pastoral. Sejauh ini, Bimas Katolik terus mendorong Gereja agar mendirikan Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) dan Sekolah Tinggi Pastoral. Saat ini, menurut data yang dihimpun Bimas Katolik, di Indonesia sudah ada 13 SMAK dan 18 Sekolah Tinggi Pastoral.

Baca Juga:  Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus: Meletakkan Pondasi yang Kuat

“Kami ingin terus mendorong Gereja agar menghidupkan kembali SMAK atau sekolah tinggi pastoral. Hanya beberapa yang sudah menjadi negeri. Sebagian besar masih dikelola yayasan-yayasan milik Gereja. Maka, kami hanya bisa memfasilitasi dan melindungi dari sisi hukum. Jika sekolah ini ingin menjadi sekolah negeri, kami bisa mengupayakan. Tapi, kami tidak mau memaksa,” tandas Eus.

Eusabius Binsasi

TTL : Kuatnana, 14 Juni 1959
Isteri : Susana Suryani Sarumaha
Anak :
• Victor Erwin Adhi Gaurila
• Arnold Budhi Prasetyo
• Oswaldus Gratiano Gaudens Binsasi
• Gilbert Sarumaha
• Mario Bhakti Wiratama
• Concuelo Reinha Rosari Binsasi

Pendidikan:
• SD Kuatnana
• SLTP Xaverius Putra Kefamenanu
• Seminari Menengah Lalian
• Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero

Pekerjaan:
• Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kemenag Timor Tengah Utara (1994-2003)
• Kepala Seksi Kelembagaan Katolik Pada Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kemenag Provinsi NTT (2003-2004)
• Kepala Bidang Urusan Agama Katolik Kanwil Kemenag Provinsi NTT (2004-2008)
• Kepala Kantor Kemenag Sikka (2008-2012)
• Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi NTT (2012-2014)
• Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimas Katolik Kemenag RI (2014-sekarang)

Aprianita Ganadi

HIDUP NO.18, 4 Mei 2014

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles