HIDUPKATOLIK.com – 1 Kor 1:1-9; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7; Mat 24:42-51
HARI Tuhan menjadi sebuah tema yang diangkat oleh Tuhan Yesus pada bacaan Injil hari ini. Banyak pembaca Kitab Suci yang langsung mengaitkan Hari Tuhan dengan paham hari kiamat. Meski tidak salah, tetapi paham itu tidak sepenuhnya betul.
Paham “hari Tuhan” adalah sebuah paham yang berkembang dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Lama. Ada berbagai teori dan pendapat mengenai hari Tuhan ini. Mulanya hari Tuhan dipahami sebagai hari di mana Tuhan campur tangan dan memberi kemenangan kepada umat-Nya.
Hal ini bisa kita lihat dalam hari kekalahan Midian dalam Kitab Hakim bab enam, di mana malaikat Tuhan membantu Gideon dalam mengalahkan orang-orang Midian dalam sebuah pertempuran satu hari. Orang Israel mengalami kemenangan gilang-gemilang dalam peperangan yang tadinya tidak mungkin mereka menangkan.
Paham hari Tuhan ini juga berkembang dalam pewartaan para nabi. Nabi Amos mengecam orang-orang sebangsanya yang mengharapkan datangnya hari Tuhan sebagai kemenangan bagi umat Israel.
Pewartaan Amos menegaskan bila umat Allah tidak hidup sesuai dengan kesetiaan dan keadilan. Hari Tuhan hanya akan menjadi kehancuran bagi mereka, bukan keselamatan. Paham ini berkembang dalam pewartaan nabi setelah pembuangan, contohnya Nabi Yoel.
Nabi Yoel menegaskan bahwa Hari Tuhan akan menjadi sebuah pemuliaan bila umat Allah menanggapi ajakan pertobatan yang datang dari Allah. Pewartaan Tuhan Yesus meneruskan pewartaan tentang Hari Tuhan dalam Perjanjian Lama. Tuhan Yesus menggunakan kata berjaga-jaga.
Dengan kata lain Tuhan Yesus mengajak para pendengarnya untuk melakukan pertobatan sejati, sebuah pertobatan yang bukan cuma di luaran tetapi pertobatan yang mengubah apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia yang kelak akan mempengaruhi tindakan-tindakannya.
Pastor Joseph Ferry Susanto
Imam Keuskupan Agung Jakarta, Dosen Kitab Suci Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara