HIDUPKATOLIK.com – Pw. Santa Perawan Maria, Ratu; Yeh 34:1-11; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat 20:1-16a
KALI ini, Tuhan meminta Yehezkiel membawa pesan kepada para gembala. Mereka sibuk menggembalakan diri sendiri, menikmati susu domba-domba, mencabuti bulunya untuk dijadikan pakaian, dan menyembelih domba-domba gemuk.
Yang lemah tidak dikuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak dibalut, yang tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak dicari, melainkan diinjak-injak dengan kekerasan dan kekejaman (34:4).
Para gembala lupa bahwa domba-domba itu adalah milik Allah. Allah terluka oleh ketidakadilan gembala terhadap kawanan domba milik-Nya.
Maka Allah bertindak, “Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku… Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya” (34:10).
Curahan isi hati Allah ini amat memilukan. Allah berpihak pada orang yang tertindas. Keberpihakan ini diserukan Yesus ketika Ia menyampaikan perumpamaan bahwa, “Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya” (20:1).
Kebun Anggur Allah membutuhkan gembala-gembala yang baik dan berkualitas, bukan yang iri hati satu sama lain. Gereja bertanggungjawab melahirkan gembala-gembala baik. Semoga!
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta