HIDUPKATOLIK.com – Yeh. 24:15-24; Ul. 32:18-19,20,21; Mat.19:16-22
HIDUP sempurna sering digambarkan sebagai keadaan serba cukup, punya pekerjaan mapan dan karier bagus, keluarga bahagia, tekun ibadah dan rajin berbuat amal. Konsep kesempurnaan zaman kini juga ditambah dengan maraknya kursus-kursus yang menjanjikan pesertanya menjadi orang sukses dengan kemampuan mempengaruhi banyak orang.
Hidup sempurna identik dengan sukses, kaya raya, terpelajar, tampan atau cantik, populer, punya kuasa dan pengaruh. Ada seorang muda yang kaya dan baik hidupnya. Sepuluh perintah Allah sudah dilaksanakannya. Namun ia tidak yakin akan memperoleh hidup kekal yang diinginkannya. Ia bertanya kepada Yesus, kalau-kalau ada perbuatan baik yang perlu ditambahkan supaya ia hidup sempurna.
Jawaban Yesus di luar dugaan. Hidup sempurna bukan perkara meraih, memiliki dan menguasai, melainkan melepaskan. Percuma berbuat baik jika hatimu terikat oleh banyak hal duniawi.
Banyak orang berbuat baik sekaligus mengikat diri dengan apa yang dimilikinya: pengetahuan, harta, kuasa, pengaruh, pengagum, dan sebagainya. Ia hidup dalam kriteria ganda. Penampilan dan kata-kata sangat agamis namun hatinya penuh kerakusan.
Hanya satu kekurangan si pemuda kaya, yaitu kurang bebas sehingga tak mampu mengambil jarak terhadap hartanya, maka ia sedih. Hidup kekal adalah sukacita bagi orang yang merdeka hatinya.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta