HIDUPKATOLIK.com – Kita dikejutkan oleh gempa berkekuatan 7,0 pada skala Richter pada hari Minggu, 5/8/2018, di Pulau Seribu Masjid alias Lombok. Hingga tulisan ini diturunkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 98 korban jiwa dan 236 korban luka-luka. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah karena di reruntuhan bangunan-bangunan yang kemungkinan besar terdapat korban jiwa. Sepekan sebelumnya (29/7) Lombok digunjang gempa berkekuatan 6,4 pada skala Richter. Gempa ini menewaskan 14 orang, ratusan luka-luka, dan ribuan rumah serta bangunan rusak.
Kita tahu Pulau Lombok memang rawan gempa. Pulau ini dikitari oleh sumber-sumber gempa. Gempa yang terakhir ini termasuk gempa yang paling besar. Guncangan getarannya sampai ke Pulau Bali. Sejumlah bangunan pun mengalami kerusakan berat di Pulau Dewata.
Kita patut angkat tangan kepada pemerintah RI. Hal itu ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo yang pada peristiwa gempa pertama langsung turun tangan. Ia melihat sendiri para korban di tempat-tempat pengungsian. Begitu juga pada gempa kedua. Presiden langsung memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) Wiranto sebagai ketua tim penanggulangan bencana tersebut dan mengambil langkah-langkah cepat. Semua kementerian, lembaga, institusi terkait terkoordinasi dan bergerak untuk memberikan pertolongan pertama pada saudara-saudari kita yang terkena bencana ini. Korban-korban jiwa segera ditangani secara layak dan diberi penghormatan terakhir. Para korban luka diberikan perawatan medis, tenda-tenda didirikan oleh aparat TNI dan Kepolisian. Bahu-membahu, bergerak bersama. Menteri Sosial Idrus Marham menyampaikan, para korban diberi santunan, para pengungsi memperoleh biaya hidup hingga masa pemulihan untuk tiga bulan ke depan.
Kita mendukung sepenuhnya langkah-langkah penanggulangan bencana yang diambil pemerintah ini. Bencana ini adalah dukacita kita sebagai bangsa. Negara dan pemerintah harus hadir. Tidak boleh tidak. Mari kita kerahkan energi kita untuk memberikan pertolongan kepada saudara-saudari kita di Lombok. Ini adalah momentum bagi kita untuk memberikan bantuan menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Proklamasi RI 17 Agustus. Alangkah jauh lebih bermakna jikalau sebagian dari anggaran untuk perayaan tujuhbelasan ini dialihkan untuk membantu korban gempa ini. Sekali lagi, dukacita rakyat Lombok adalah dukacita kita! Titik!
Umat Katolik sebagai bagian integral dari bangsa ini, hendaknya juga melakukan tindakan konkret membantu korban gempa di Lombok ini. Membawa para korban dalam doa-doa kita, tentu saja. Namun diperlukan tindakan yang lebih konkret dalam bentuk pemberian bantuan, entah berupa uang atau pun innatura. Selama ini, dalam momen tertentu diadakan kolekte khusus. Majalah ini menghimbau agar dilakukan kolekte khusus dengan intensi korban gempa Lombok. Dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membangun kembali rumah-rumah dan bangunan/fasilitas umum yang telah porak-poranda serta memulihkan warga yang mengalami trauma. Gempa Lombok dukacita kita!