HIDUPKATOLIK.com – SALAH satu hal yang menjadi kesulitan para imam di Taiwan adalah menjaga agar umat tetap mempertahankan imannya sebagai Katolik. Hal ini yang dirasakan oleh Pastor Marselinus Antonio Lewokeda SVD.
Imam yang ditahbiskan di Maumere, Oktober 2017, itu sebelumnya menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) pada 2012-2014. Selama dua tahun itu ia melayani di Paroki Allah Tritunggal Maha Kudus, Dapinglin, Taipei.
Pastor Marselinus berkisah, tentang hal yang membedakan antara Gereja Katolik di Indonesia dan di Taiwan. Menurutnya, Gereja di Taiwan sangat terbuka. Hampir setiap Minggu ada wajah-wajah orang yang bukan Katolik mengikuti Misa Kudus. Alasan mereka beragam.
Salah satunya, mereka mendengar bahwa pastor selalu mengatakan hal baik setiap kali Perayaan Ekaristi. “Karena hal ini, setiap kali mereka datang, akan selalu diberi aba-aba kapan saat berdiri dan duduk selama Misa. Mereka juga diberitahu apa saja yang tidak boleh mereka lakukan selama mengikuti Misa,” tuturnya.
Imam kelahiran Witihama, Flores, 18 Juni 1986 ini kini sedang menunggu visa untuk kembali diutus ke Taiwan. Sebagai imam dari Kongregasi SVD Pastor Marselinus harus selalu siap untuk menerima penugasan.
Sikap ikhlas dan siap menjalankan tugas ini sesuai dengan semangat moto tahbisannya, “Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menyebarkan jala juga” (Lukas 5:5).
Konrad R. Mangu
