HIDUPKATOLIK.com – Selamat Romo. Romo maaf, karena saya akan membaca cerita kehidupan saya yang mungkin membosankan. Tapi, saya membutuhkan bantuan Romo. Saya merasa tidak punya tempat cerita dan tidak menemukan jalan keluar, baik dari keluarga, teman atau pacar. Saya lahir di tengah-tengah keluarga berada, agama Budha, tetapi sembahyang secara KongHucu. Saya sekolah di sekolah Katolik. Sampai saat ini, saya merasa nyaman berada di lingkungan Katolik.
Kedua orang tua saya tidak setuju kalau saya ke gereja dan sangat tidak setuju berdoa di gereja. Kalau ke gereja, saya biasanya pergi diam-diam, tanpa sepengetahuan orangtua. Kalau ditanya ke mana, terpaksa saya bohong, pergi sama teman. Apakah saya salah jika berdoa di gereja, dan apa yang harus saya lakukan supaya tidak menipu orangtua saya?
NN – Lampung
Saudari NN yang terkasih, terima kasih atas sharing pengalaman hidupmu. Perkara memeluk agama tertentu adalah hak asasi setiap orang. Jadi tidak ada yang boleh memaksa engkau untuk memeluk suatu agama yang tidak kamu yakini dengan baik. Engkau bebas memeluk agama apa saja yang kamu yakini. Hal yang sangat prinsipiil ini harus engkau pegang teguh di dalam menghadapi persoalanmu.
Keluargamu tidak setuju jika engkau memeluk agama di luar agama yang mereka yakini. Mereka boleh tidak setuju, namun engkau bebas menentukan. Engkau harus berani mengungkapkannya dengan tegas, meskipun kesantunan harus tetap dijaga. Hal ini jauh lebih baik daripada engkau harus hidup di dalam kebohongan. Engkau sendiri akan terus merasa tak nyaman dalam kebohongan itu dan masalah tidak pernah engkau selesaikan. Saya kira engkau sudah cukup dewasa untuk menentukan agama mana yang hendak kau peluk. Sekali lagi itu hakmu sepenuhnya
Pintu Gereja tentunya terbuka bagi siapa saja yang hendak berdoa didalamnya. Jadi tidak ada salahnya jika engkau berdoa di dalamnya. Ini tidak perlu dipertanyakan. Yang penting adalah dirimu, apakah engkau hanya merasa nyaman saja berdoa di gereja, atau memang mau menjadi anggota Gereja sepenuhnya? Pertanyaan ini harus engkau jawab. Berdoa di gereja tidak serta merta membuat engkau menjadi anggota Gereja. Berdoa di gereja mengandaikan engkau mempercayai sesuatu, bukan? Apakah kepercayaanmu itu sejalan dengan ajaran Gereja? Saya tidak tahu dan ini yang perlu engkau luruskan.
Seperti yang mungkin sudah engkau ketahui, menjadi anggota Gereja Katolik tidak semudah disangka banyak orang. Bahkan, ada yang menyebarkan isu Kristenisasi, dengan bekal pengetahuan tentang Gereja Katolik yang amat dangkal. Sakramen Baptis yang menjadi pintu gerbang bagi sakramen lainnya, bukan diobral begitu saja asal orang menyatakan diri percaya pada iman yang diajarkan Gereja. Kepercayaan itu masih harus diperdalam di masa yang disebut katekumenat yang berlangsung kurang lebih selama setahun. Proses yang cukup lama, bukan? Baru jika didapati orang setia dan pengetahuan imannya cukup, maka Gereja memberikan Sakramen Baptis. Ini semua untuk menghindari kedangkalan dalam beriman. Dengan masa katekumenat, Gereja mau memberikan bekal yang cukup untuk perjalanan iman selanjutnya bagi para anggotanya. Saudari NN, saya harapkan engkau bersikap tegas dalam mengambil keputusan. Semoga Tuhan membantu dan menuntunmu dalam mengambil keputusan yang benar dalam hidupmu.
Dr Benny Phang Ocarm
HIDUP NO.21, 25 Mei 2014