HIDUPKATOLIK.com – Yes 38:1-6.21-22; Yes 38 : 10,11,12abcd,16; Mat 12:1-8
MUNGKIN kalau kita ditanya apakah kita mengenal tokoh-tokoh Perjanjian Lama seperti Abraham, Musa, Daud, Yunus, kita tidak kesulitan mengingat mereka. Tetapi tidak dengan Raja Hizkia. Dia orang baik, beriman pada Tuhan, mengandalkan Tuhan dalam segala sampai akhir hidupnya.
Allah memberi kesempatan kepada Raja Hizkia yang pada waktu itu sedang sakit parah, untuk menyampaikan pesan terakhirnya kepada keluarganya. Pada saat sakit mendera, Raja Hizkia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata dengan keyakinannya bahwa ia telah hidup di hadapan Tuhan dengan setia dan tulus hati.
Ia telah berjuang melakukan apa yang baik sebagai pemimpin umat Allah. Hatinya begitu murni, perasaannya halus. Tidak dikatakan alasan mengapa Raja Hizkia menangis. Apakah ia belum siap? Apakah ia merasakan kasih setia Allah?
Apakah ia belum rela dan ikhlas meninggalkan keluarganya? Alhasil, keyakinan, kebaikan, ketulusan Raja Hizka diganjar Tuhan oleh perpanjangan usia sebanyak 15 tahun. Raja Hizkia disembuhkan, dan selama hidup kerajaannya diselamatkan dari Asyur.
Pastor Joseph Ferry Susanto
Imam Keuskupan Agung Jakarta, Dosen Kitab Suci STF Driyarkara Jakarta