HIDUPKATOLIK.com – PIENEKE Mariana Sutandi bersyukur atas kesempatan dapat menyiapkan busana untuk replika Patung Maria Bunda Segala Suku. Untuk karya ini, ia memadukan gaun bercorak kemerahan yang berlapis kain kebaya bernuansa putih, dengan jubah merah putih yang tergerai hingga lengan.
Ia merepresentasikan kebhinnekaan dengan mengambil beberapa unsur dari budaya nusantara yaitu Dayak, Nusa Tenggara Timur, Asmat, dan Jawa. Pieneke merasa budi dan kreatifitasnya dituntun langsung oleh Roh Kudus.
Hal inilah yang diyakininya sedikit menyumbang nilai spiritual dari patung Maria Bunda Segala Suku yang kini tersimpan di sisi kiri altar Katedral St Maria Diangkat ke Surga Jakarta. “Saya percaya, Roh Kudus yang mengatur untuk membuat busana ini,” ungkap ibu empat anak ini.
Sebelum membuat busana untuk Patung Maria Bunda Segala Suku, Pieneke sudah dikenal sebagai perancang busana batik. Dimulai dari garasi rumahnya, ia mengembangkan usaha batik yang kini sudah berkembang. “Mulai dari sekolah, saya dagang dan jual ke teman-teman. Mengenal dan mencintai batik artinya ada jiwa yang begitu indah akan budaya kita, bangsa Indonesia yang begitu tinggi,” ungkap alumna Fakultas Hukum Universitas Parahyangan Bandung ini.
Antonius Bilandoro