HIDUPKATOLIK.com – POLITIK sekarang dipandang seperti penyakit lepra yang harus dihindari karena najis. Banyak cap buruk dilayangkan bagi orang yang berkecimpung di dunia politik. Seolah semua dosa itu ada pada para politisi, sebab yang tampak di permukaan adalah tindakan tercela.
Hal ini disampaikan Paulus Krisantono dalam pertemuan sosial politik dan kemasyarakatan Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Jakarta (HAAK KAJ) di Gedung Lembaga Daya Dharma, Jakarta Pusat, Minggu, 27/5.
Krisantono menambahkan, kebanyakan anak muda dilarang berpolitik oleh orangtua mereka karena takut tertimpa stigma negatif politik. Oleh karena itu, ia mendorong agar semakin banyak orang dapat menanggung salib dalam pekerjaan sebagai politisi.
“Setiap kita adalah anak zaman, terimalah itu ketika dimaki generasi selanjutnya. Makian akan membentuk kedewasaan seperti halnya besi yang ditempa,” ungkap Anggota Kepengurusan Seksi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Sekitar 85 penggiat politik, akademisi, dan awam bergabung dalam pertemuan ini. Tujuan dari program ini untuk memberi ruang bagi para aktivis sosial kemasyarakatan politik yang berada di KAJ. Dengan forum ini mereka diharapkan dapat bertemu dan saling berbagi ilmu dan strategi.
Ketua HAAK KAJ Pastor Antonius Suyadi mengungkapkan, setiap umat saat ini didorong untuk berani menjadi politisi. Mereka harus berani menjadi martir di tempat mereka berkiprah. Ia berharap kader politik Katolik menjadikan partai politik untuk tetap berjuang bagi NKRI, Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila.
“Politik Gereja adalah kesejahteraan bersama. Maka, politisi Katolik harus memiliki kemauan dan semangat untuk maju bersama dengan menyumbangkan asa untuk kebijaksanaan hidup demi kepentingan bersama berdasar Pancasila.”
Felicia Permata Hanggu