HIDUPKATOLIK.com – Film tercipta dari sebuah ide yang spesifik dan unik. Workshop audio visual dengan inspirasi Nota Pastoral 2018.
PPEMBUATAN sebuah film pendek dimulai dengan berusaha menemukan spesifik dan unik. Dua hal ini menjadi titik mula dari proses sebuah produksi film. Tahap selanjutnya, merumuskan ide itu menjadi sebuah tema atau logline. Untuk bagian ini, sebuah kalimat jelas mampu menggambarkan keseluruhan isi film pendek tersebut.
Demikian diungkapkan Pastor Murti Hadi Wijayanto SJ saat menjadi fasilitator dalam Workshop Audio Visual di Rumah Retret Canossa, Bintaro, Banten, 27-29/5. Tema yang telah tercipta kemudian diolah menjadi suatu cerita.
Pastor Murti menjelaskan sebuah film yang bagus juga harus menyampaikan sebuah pesan yang mendalam. Film tidak akan memiliki nilai kalau tidak menyampaikan pesan apapun bagi penonton. “Temukan ide yang bagus lalu buatlah film yang memiliki pesan bagi penonton,” ungkap imam yang kini berkarya di Studio Audio Visual (SAV) PUSKAT Yogyakarta ini.
Selama pelatihan peserta dibagi kedalam tujuh kelompok. Peserta mengaplikasikan dan menjabarkan ide dalam kerangka cerita (scene by scene). Peserta mengembangkan ide cerita dari Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia 2018.
Film pendek berdurasi sekitar tiga menit yang dibuat peserta kemudian dievaluasi bersama. Di akhir sesi workshop, narasumber dari tim Komisi Komsos KWI Kevin Sanly Putera mengajak para peserta untuk membuat target pribadi agar peserta aktif memproduksi, membagi, serta memberi komentar pada setiap karya yang tercipta.
Workshop berhasil memproduksi tujuh film pendek yaitu;
- “BeDa”: https://youtu.be/SJz7wqwrR-c
- “Merah Putih Benderaku, Merah Putih Rosarioku”: https://youtu.be/d08WSq5aBfU
- “Hoax Membunuhmu”: https://youtu.be/BcGt3QeFGWw
- “Satu”: https://youtu.be/gd2kUry3LXs
- “The Bag”: https://youtu.be/iH70pw3bagA
- “H.O.A.X”: https://youtu.be/66-NtBNe26Y
- “Kita Tetap Indonesia”: https://youtu.be/potmVpv32DM
Workshop terselenggara sebagai salah satu program Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI. Nota Pastoral KWI berjudul “Panggilan Gereja Dalam Hidup Berbangsa: Menjadi Gereja yang Relevan dan Signifikan” menjadi acuan selama pelatihan ini.
Pastor Kamilus Pantus menjelaskan, Nota Pastoral ini relevan untuk mencermati realitas bangsa saat ini. “Nopas digarap dari Desember 2017 sampai April 2018. Kami memilih tema-nya sesuai dengan tema nota pastoral,” demikian Sekretaris Eksekutif Komsos KWI ini menjelaskan.
Baca juga: http://www.mirifica.net/2018/05/30/tujuh-film-pendek-terbaik-karya-orang-muda-berbakat/
Workshop audio visual merupakan program tahunan Komsos KWI. Pastor Kamilus mengatakan komisinya terlibat aktif dalam sosialisasi Nota Pastoral KWI 2018. Selain sosialisasi dengan workshop audio visual, Komsos KWI juga mengadakan Festival Film Pendek Online, dengan tema yang juga bersumber dari Nota Pastoral ini.
Pastor Kamilus menambahkan, Nota Pastoral tahun ini menggariskan kepada setiap umat untuk melihat kembali nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara Pancasila. Komsos KWI bersama komisi lain yang tergabung dalam rumpun pewartaan KWI bekerjasama Puskat memproduksi film pendek yang berisi seruan pastoral Gereja Katolik Indonesia.
“Umat Katolik diharapkan menjadi orang pertama yang hidup dalam semangat nilai-nilai Pancasila dan UUD 45.” Kaum muda Katolik khususnya diminta utuk terlibat aktif dalam menyebarkan pesan-pesan yang terkandung dalam Nota Pastoral.
Anton Bilandoro/Felicia Permata Hanggu