HIDUPKATOLIK.com – 1 Raj. 19:19-21; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10; Mat. 5:33-37
DALAM kitab Imamat dikatakan bahwa apabila seseorang bersumpah teledor dengan bibirnya demi sesuatu, kemudian ia tahu bahwa sumpah itu tidak benar, maka ia bersalah dan harus mengakui dosanya dengan mempersembahkan seekor domba atau kambing betina sebagai tebusan (Im. 5:1-6).
Sering orang mengangkat sumpah demi nama Allah untuk membenarkan dirinya, sekalipun bersumpah palsu. Jika semua orang di dunia ini berkata dan bertindak jujur, maka tidak perlu ada sumpah, baik secara pribadi maupun di depan umum.
Berkata dan bertindak tidak jujur itu menghancurkan kepercayaan terhadap diri sendiri, pasangan hidup dan keluarga. Kita menemukan praktek ketidakjujuran dan sumpah palsu di mana-mana.
Mulai dari kelompok paling kecil sampai yang paling atas. Dalam kotbah-Nya Yesus mengingatkan untuk berkata jujur: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat” (5:37).
Lantas, apa yang mendorong orang untuk berkata tidak benar, menipu diri, membuat sumpah palsu? Cobalah bertanya pada diri sendiri: jujurkah saya dengan Tuhan, orang lain, dan diri saya sendiri?
Sr Grasiana PRR – Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma