HIDUPKATOLIK.com – Pw. S. Antonius dari Padua, 1 Raj. 18:20-39; Mzm. 16:1-2a,4,5,8,11; Mat. 5:17-19
INJIL Matius adalah injil bagi banyak orang Yahudi. Kisah hari ini menyadarkan kita bahwa bagi Matius, masa Perjanjian Lama telah menuntun kita tiba pada Yesus. Kini Matius akan menyampaikan kepada kita bagaimana pandangan Yesus tentang Hukum Taurat Yahudi.
Pengajaran Yesus merupakan sesuatu yang baru, namun Ia tidak datang untuk meniadakan hukum perjanjian yang menghubungkan mereka dengan Allah. Dalam bacaan pertama, nabi Elia yang setia pada hukum perjanjian tersebut, menunjukan kuasa Allah kepada nabi-nabi Baal (1Raj.18:20-39).
Yesus datang untuk menggenapi apa yang yang telah dijanjikan oleh “hukum” dan apa yang telah dijelaskan oleh para nabi. Hidup menurut hukum mendapat kepenuhan dalam diri Yesus. Kelanjutan dan penggenapan hukum itu menyadarkan kita bahwa Allah selalu tetap setia pada janji-Nya (1 Kor 1:9; 2 Tes 3:3).
Yesus menghormati hukum lama sekaligus menawarkan sesuatu yang baru. Relevansi pernyataan Yesus bagi kita orang Kristiani adalah bahwa kita perlu tetap menjaga apa yang baik dalam kebudayaan kita. Namun, kritis dan berani menolak unsur-unsur yang tidak sesuai dengan semangat Injil.
Beranikah kita meninggalkan kebiasaan yang bertentangan dengan semangat Injil?
Sr Grasiana PRR – Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma