HIDUPKATOLIK.com – Mengawali Tajuk ini, segenap pimpinan dan karyawan majalah ini menyampaikan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah. Mohon Maaf Lahir dan Batin” kepada seluruh saudara-saudari kami yang merayakannya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tak hanya menjadi ‘milik’ umat Muslim. Semua elemen bangsa ini turut serta ‘merayakannya’ dalam nuansa yang berbeda-beda. Suasana masa puasa yang mendahului perayaan Lebaran ini juga menyentuh seluruh kehidupan kita sebagai anak bangsa. Ajakan untuk berbuka puasa bersama datang dari pelbagai kalangan. Sungguh indah dan nikmat rasanya. Tali-tali persaudaraan semakin diperteguh, diperkuat, dan dieratkan di tengah ada upaya-upaya pihak-pihak tertentu yang ingin merusak renda kesatuan dan persatuan bangsa yang sudah lama terpilin teguh ini.
Kendati sepekan sebelum bulan Puasa terjadi aksi teror bom bunuh diri di Jawa Timur dan aksi penyerangan di Mako Brimob Kelapa Dua/beberapa kantor kepolisian, solidaritas sebagai bangsa serta-merta merekatkan kita. Tengok saja bagaimana saudara-saudari Muslim mengantar setangkai kembang kepada Uskup Agung Jakarta beberapa hari setelah peristiwa bom. Bunga itu simbol ketulusan hati. Begitu juga bagaimana sejumlah umat Muslim dari pelbagai tempat di Surabaya menyambangi umat Gereja Pentakosta dan ikut berdoa bersama pada hari Minggu, 20 Mei 2018, sepekan setelah bom bunuh diri terjadi di gereja ini. Gerakan saling mendukung untuk kebersamaan juga terjadi di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Medan, dan kota-kota lain di tanah air. Dengan tagar #KamiTidakTakut, anak-anak bangsa ini berikhtiar untuk tetap teguh dalam pelukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika!
Radikalisme dan Terorisme adalah musuh kita bersama. Adalah tugas dan tanggunjawab kita bersama untuk menangkalnya dengan aksi konkret di lingkungan kita masing-masing. Mengingat benihbenih radikalisme dan terorisme telah memapar sebagian anak-anak dan kaum muda kita, pekerjaan rumah kita ke depan makin tidak ringan demi tegak dan terwujudnya cita-cita luhur para pendiri bangsa kita.
Lebaran ini kiranya menjadi momentum yang tepat untuk makin memperkuat semangat persaudaraan kita. Mudik dan kunjung-mengunjungi menjadi jembatan untuk memperkokoh ukhuwah wathaniah (persaudaradan sebagai anak bangsa) kita. Tradisi ini sesungguhnya telah diwariskan oleh para leluhur kita sekian abad yang lalu.
Tidak lama setelah Lebaran ini, kita akan segera memasuki pilkada serentak di sejumlah provinsi/kab/kota. Marilah kita memasuki peristwa politik ini dengan menjujung tinggi semangat puasa dan Idul Fitri ini. Pilihan kita boleh berbeda namun semangat kebangsaan kita tetap satu, untuk Indonesia yang lebih baik. Mendapatkan pemimpin-pemimpin daerah yang lebih peduli untuk kemajuan daerah yang dipimpimnnya. Bukan untuk kepentingan kelompok atau partai yang mengusungnya. Tetapi, untuk Indonesia yang lebih maju dan bermartabat.
HIDUP NO.24, 17 Juni 2018