HIDUPKATOLIK.com – SEBANYAK 500-an umat Katolik yang tergabung dalam komunitas Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU) di wilayah Dekenat Tangerang I mengikuti misa di Paroki St Gregorius Agung, Kutabumi, Tangerang, Banten, Selasa 29/5.
Perayaan Misa IKKSU ini dipimpin Uskup Agung Emeritus Medan Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap. Ia didampingi Kepala Paroki Kutabumi, Pastor Yustinus Sulistiadi.
Mgr Datubara mengungkapkan, hidup dalam persaudaraan merupakan suatu yang mutlak. Dalam suatu komunitas perlu menumbuhkan sikap bela rasa sehingga kasih Allah selalu dinyatakan. Sikap peduli kepada sesama adalah ajaran Kristus yang selalu dilakukan para rasul.
“Sebagai umat Tuhan kita senantiasa memberikan perhatian kepada mereka yang sungguh-sungguh memerlukan pertolongan,” serunya. Iman yang baik adalah iman yang terus dinyatakan dalam kehidupan.
Mgr Datubara mengatakan, harta yang dimiliki sesungguhnya adalah berasal dari Tuhan maka dari apa yang dimiliki dapat menjadi sarana bagi terwujudnya kasih Allah di dunia. “Dengan menyumbang untuk membangun sebuah gereja, berarti ikut membangun gereja yang bisa digunakan untuk memuliakan nama Tuhan.”
Misa ini juga menjadi saat penggalangan dana pembangunan Gereja St Gregorius Agung Kutabumi. Pastor Sulistiadi menyampaikan, hingga kini penggalangan dana masih terus dilakukan untuk membangun gedung gereja dan fasilitas lainnya. “Terima kasih atas sumbangan dan bantuan dari saudara sekalian.”
Konradus R. Mangu
Misa Inkulturasi IKKSU Se-Dekenat Tangerang dipersembahkan oleh Uskup Emeritus Mgr AGP Datubara OFM Cap dilangsungkan di Gereja St Gregorius Agung Kutabumi. Dalam sambutannya, Pastor Sulis, demikian kerap disapa, memperkenalkan secara singkat tentang profil gereja dimana ia berkarya.
Gereja St Gregorius Agung Kutabumi terletak di Kampung Jambu, Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, dekat dengan Bandara Soekarno Hatta.
Paroki ini berdekatan dengan 100 pesantren. “Kita berhubungan baik dengan saudara-saudara kita,” tutur Pastor Sulis. Gereja yang berawal dari Stasi Tangerang selama 15 tahun, hingga bertumbuh sebagai Paroki sejak tahun 2012.
Terdiri 11 wilayah, 54 lingkungan, dengan jumlah umat sebanyak 7.736. Mayoritas umat: buruh pabrik, guru sekolah, dan 74% memiliki tingkat ekonomi rendah. Umat paroki tinggal di sekitar 68 komplek perumahan yang dikelilingi oleh beberapa industri besar.
AB