HIDUPKATOLIK.com – “Berbagi Sukacita Injil dalam Kebhinnekaan”. Inilah tema Jambore Nasional Sekami (Jamnas Sekami 2018) di Pontianak, Kalimantan Barat, 3-6 Juli 2018. Ajang ini akan diikuti seribu tiga ratusan anak dan remaja dari hampir seluruh keuskupan di Indonesia. Acara ini diselenggarakan Serikat Karya Kepausan Anak dan Remaja Misioner (Sekami).
Merujuk pada tema yang diangkat, pantaslah kita memberikan dukungan penuh agar acara ini mencampai hasil yang diharapkan. Sebagaimana jamak diberitakan media belakangan ini, anak dan remaja plus mahasiswa sudah terpapar oleh benih-benih radikalisme dan terorisme. Sejumlah lembaga penelitian nasional menyampaikan hasil yang mengejutkan sekaligus memprihatinkan kita belum lama ini.
Setara Institute melansir bahwa siswa 8,5 persen siswa SMA/sederajat setuju dasar negara diganti dengan agama, dan 7,3 persen setuju (eksistensi) gerakan ISIS. Penelitian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebut bahwa 8,2 persen pelajar menolak ketua OSIS dari agama berbeda dan 23 persen merasa lebih nyaman dipimpin oleh seseorang yang satu agama. The Wahid Institute menemukan ada sebelas juta penduduk Indonesia bersedia melakukan tindakan radikal. Kendati tidak disebut berapa persen anak dan remaja dalam bilangan itu. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan bahwa 39% mahasiswa dari sejumlah Universitas Negeri di 15 provinsi tertarik pada paham radikal!
Apa korelasi Jamnas Sekami dengan kondisi di atas? Mengingat ajang ini berskala nasional, kita berharap para peserta mendapat pencerahan perihal kebhinnekaan kita. Keberagaman suku-ras-golongan- agama adalah kekayaan kita. Indonesia lahir dalam keberagaman. Para pemuda Angkatan 1928 sudah mendeklarasikan itu! Kita Bhinneka Kita Indonesia, demikian pekik umat Keuskupan Agung Jakarta sepanjang tahun 2018 ini!
Bahwasanya peserta event ini seratus persen anak dan remaja Katolik, ya! Konten acara ini akan menukik ke dalam sesuai dengan visi dan misi Sekami, ya! Anak dan remaja kita membutuhkan fondasi yang kuat untuk mampu menghadapi pelbagai tantangan masa ini dan masa depan. Namun, secara simultan, mata mereka juga harus dibukakan pada realitas keindonesian kita. Mereka bagian integral dari bangsa ini sebagaimana didengungkan pendiri bangsa kita. Anak dan remaja
Sekami hadir dan berbagi dengan teman-temannya dari pelbagai latarbelakang. Mereka, sedari sekarang, harus membangun komunitas iklusif. Berbagi dengan siapa saja tanpa pandang buluh, terutama yang miskin dan terpinggirkan.
“Sekami merupakan suatu semangat yang menggerakkan anak dan remaja untuk menjalani hidup dengan cara yang lebih positif. Cara hidup yang tidak mencari enaknya sendiri; yang hanya sibuk dengan urusan dan kebutuhan sendiri, hobi dan kesenangan sendiri. Sekami adalah gaya hidup yang rela berbagi dengan yang lain” (Buku Pegangan Sekami hal.49).
Sejuta tantangan yang menghadang derap langkah Sekami milenial ini. Diperlukan strategi dan komunikasi baru. Ini terutama menjadi tugas dan tanggungjawab para pendamping! Dari hulu sampai ke hilir.