HIDUPKATOLIK.com – ADMINISTRATOR Apostolik Ruteng, Mgr Silvester Tung Kiem San, akan meresmikan Rumah Kasih Kkottongnae Indonesia, di Gang Tengah, Cowang Dereng, RT 05 RW02, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin, 4/6. Kkottongnae –bahasa Korea– berarti “kebun bunga” dalam bahasa Indonesia. [KKOTTONGNAE: KAMPUNG BUNGA DARI KOREA]
“Mgr San sudah memastikan akan datang dan meresmikan Kkottongnae. Hadir pula pendiri Kongregasi Kkottongnae Romo John Oh Woong-Jin,” ujar Melissa, salah satu relawan Kkottongnae asal Jakarta.
Rumah Kasih Kkottongnae berada sekitar 3,2 kilometer sebelah timur Bandara Komodo, atau sekira 10 menit bila mengendarai mobil. Bila ingin ke Rumah Kasih Kkottongnae bisa naik ojek konvensional atau angkutan umum.
“Kalau ojek bisa kasih Rp 10.000. sementara taxi non resmi Rp 50.000,” ungkap Johan, pimpinan proyek Rumah Kasih.
Rumah Kasih merupakan kompleks terpadu antara biara Kongregasi Suster Kkottongnae (Congregation of Kkottongnae Sister of Jesus) dengan panti pelayanan dan perawatan orang sakit. Saat ini ada dua suster dan satu aspiran, serta satu dokter yang tengah menangani enam pasien; dua pasien gangguan psikis dan sisanya sakit fisik.
“Kami memprioritaskan bagi pasien yang terlantar atau tak memiliki keluarga lagi,” ujar Sr Tomas, saat ditemui di Rumah Kasih Kkottangnae, Labuan Bajo, Sabtu, 2/6.
Pembangunan Rumah Kasih Kkottongnae Indonesia tak terlepas dari usaha tiga perempuan: Gaye Pudjiadi, Nanny Tjandra, dan Hira Kuswanto. Mereka menjadi pemrakarsa sekaligus menyatakan kesediaan untuk membangun “kebun bunga” di ujung barat Pulau Flores. [POHON CINTA UNTUK NUSA BUNGA]
Tentu, banyak orang lain yang turut beramal untuk merealisasikan pembangunan tersebut, antara lain Medy Sutojo, pasutri Sardjono-Ratna Sani, serta putra mereka Kevin Sani sebagai arsitek bangunan yang tak meminta bayaran.
Rumah Kasih mulai dibangun pada 2016. Namun, karya karitatif biarawati Kkottangnae di Labuan Bajo diretas tahun 2014. Mereka menyusur pasar, mencari orang sakit tak berdaya di rumah-rumah penduduk. Mereka menyapa orang dengan gangguan jiwa, memberinya makan, memotong rambut dan kuku mereka.
Romo Oh, sapaannya, juga mendirikan kongregasi bruder dengan nama hampir serupa. Pada 27 Desember 1986, bertepatan dengan Pesta St Johanes, Uskup Chongju waktu itu, Mgr Nicholas Cheong Jin-Suk menyetujui dan mengumumkan pendirian kongregasi tersebut.
Selain di Korea Selatan dan Indonesia, Kongregasi Kkottangnae juga menebar jala pelayanan di Filipina, Amerika Serikat, Banglades, Uganda, India, Haiti, dan Kanada.
Yanuari Marwanto