web page hit counter
Minggu, 3 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Membuat Shoot Bagus Dengan Selfie

2/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Panggilan Gereja Dalam Hidup Berbangsa yang digemakan dalam Nota Pastoral Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dengan menjadi Gereja yang relevan dan signifikan, diaktulisasikan dalam sebuah program pelatihan/ Workshop Audio Visual oleh KWI, bekerjasama dengan tim dari Studio Audio Visual (SAV) Puskat Yogyakarta dan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kalideres.

Bertempat di rumah Retret Canossa, Tangerang Selatan menjadi tempat berlangsungnya pelatihan yang diikuti oleh 56 orang peserta dari beberapa perwakilan Seksi Komunikasi Sosial (Komsos) mulai Minggu-Selasa, 27-29 Mei 2018.

Relevansi tersebut digali dalam sesi kedua, yang diisi oleh Pastor Murti Hadi Wijayanto SJ, narasumber dari Studio Audio Visual (SAV) Puskat Yogyakarta.

Baca Juga:  “Melody in Harmony”: Asah Bakat Seni, Tingkatkan Kolaborasi, Tumbuhkan Cinta Budaya Indonesia pada Gen Z

Pastor Murti Hadi Wijayanto SJ memberikan paparan sinematografi dalam Pelatihan Audio Visual yang diselenggarakan oleh KWI di Rumat Retret Canossa, Bintaro, 27-29 Mei 2018.
[HIDUP/A.Bilandoro]
Dalam kesemputan tersebut, Moti, demikian akrab disapa mengajak para peserta untuk menggunakan cara yang sangat komplit berupa film pendek, dengan kaidah sinematografi, salah satunya dengan prinsip 5C yaitu:

  1. Camera Angle : sudut pengambilan gambar. Kamera adalah mata penonton, yaitu menggunakan bahasa yang kita sampaikan.
  1. Continuity : jalan cerita, logika, sebab akibat. Tugas kita untuk menjaga logika. Misalnya dengan istilah jumping kostum (penggunaan baju yang tidak bersambung).
  1. Cutting : editing yaitu mengkalimatkan kata demi kata.
  1. Close Up : ekspresi, keunggulan dalam dunia audio visual (film) berbeda dengan teater, misalnya pada penekanan ekspresi kata.
  1. Composition (komposisi) film menyangkut kerangka (frame) gambar yang ditonton pada layar.

Co-executive producer film Soegija itu mengungkapkan tentang pengalaman di Palangkaraya dalam sebuah pelatihan. “Shot-shotnya bagus; ternyata kebiasaan selfie (swafoto) itu membentuk orang untuk membuat shoot yang bagus. Kebiasaan ini menciptakan orang untuk membuat frame yang bagus, minimal semua masuk,” tutur Pastor kelahiran Panca Arga, Magelang.

Baca Juga:  Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus: Meletakkan Pondasi yang Kuat

 

A.Bilandoro

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles