HIDUPKATOLIK.com – SEBUAH ledakan terjadi di Gereja St Maria Tak Bercela Ngagel, Gubeg, Jawa Timur, Keuskupan Surabaya, Minggu, 13/5/2018.
Berikut sejarah berdirinya Paroki Ngagel, seperti dikutip dari situs resmi paroki, www.smtb.net. Perjalanan sejarah Paroki Ngagel berawal pada 1958. Pada saat itu sebagian besar daerah Ngagel dan sekitarnya merupakan persawahan dan ladang, namun pada sebagian area lain telah dimulai pembuatan kapling-kapling perumahan.
Keuskupan Surabaya dengan pandangan jauh kedepan mempergunakan kesempatan tersebut ikut membeli beberapa kapling tanah untuk mempersiapkan pendirian gedung gereja beserta pastoran dan gedung sekolah pada masa mendatang. Dan situasi politik pada masa itu mendorong beberapa pihak tertentu untuk bertindak di luar hukum, yaitu dalam waktu singkat daerah ini diserbu oleh ratusan keluarga dengan mendirikan rumah–rumah secara liar; termasuk pendirian bangunan liar di atas lahan yang telah dibeli Keuskupan Surabaya.
Akan tetapi pembangunan perumahan resmi di daerah ini dapat berjalan dengan baik, sehingga bertambah umat Katolik yang bermukim di daerah tersebut. Oleh karenanya mulai dirasakan oleh keuskupan akan pelayanan dan pembinaan iman untuk umat Katolik di daerah Ngagel dan sekitarnya, yang pada waktu itu masih merupakan Wilayah 5 dari Paroki Hati Kudus di Darmo.
Maka untuk meningkatkan karya pelayanan dan pembinaan iman umat Ngagel, keuskupan menyediakan sebuah rumah biasa yang bertempat di Jalan Ngagel Jaya Tengah VI / 17 Surabaya untuk dipergunakan sebagai tempat ibadah darurat dan diresmikan serta diberkati untuk penggunaannya pada 5 November 1967. Sedangkan tugas pelayanan dan pembinaan untuk pertama kali dipercayakan kepada Pastor M. Van Driel CM; yang kemudian terakhir dipercayakan kepada Pastor H.A. Massen CM, yang pindah tugas dari Blitar ke Surabaya.
Mengingat perkembangan jumlah umat pada waktu itu mulai banyak maka dirasakan perlunya membangun rumah ibadah yang lebih besar. Pada 9 April 1968 dimulai penggalian pondasi di atas tanah kosong yang telah tersedia. Pada 8 Desember 1968 bertepatan dengan pesta nama “Santa Maria Tak Bercela”, gereja baru yang merupakan sebagian dari bangunan SDK Santa Clara di Jalan Ngagel Madya nomor 1 Surabaya, diberkati oleh Mgr. J.A.M. Klooster CM selaku Uskup Surabaya.
Gereja tersebut masih bersifat sementara dengan status stasi dari Paroki Darmo yang mempunyai daya tampung sekitar 350 umat. Karena belum ada pastoran, maka Pastor H.A. Massen CM masih tinggal di Pastoran Paroki Darmo; dan pelayanan beliau pada umat di Ngagel merangkap bertugas di Stasi Sidoarjo.
Bersamaan dengan pembangunan gereja ini, mulai dibangun pula gedung TK dan SD yang kemudian kepengurusannya diserahkan kepada para suster dari Kongregasi Missonaris Claris yang kemudian menjadi dikenal dengan sekolah Santa Clara.
Seiring waktu jumlah umat Katolik di daerah Ngagel dan sekitarnya berkembang pesat, maka Pastor H. A. Massen CM mengusulkan agar daerah baru ini menjadi satu paroki baru. Usul sang imam disetujui oleh Mgr. J.A.M. Klooster CM. Pada 9 April 1969, Stasi Ngagel dinaikan statusnya menjadi paroki. Kepala paroki pertama di sana adalah Pastor H. A. Massen CM.
Berbekal tekad yang kuat Pastor H.A. Massen CM pembangunan pastoran dimulai tanggal 20 April 1970. Rumah gembala itu diberkati oleh Romo A.J. Dibyokarjono, Vikaris Jenderal Keuskupan Surabaya pada saat itu. (Lanjutan)
Yanuari Marwanto