HIDUPKATOLIK.com – Hari kedua Pekan Komunikasi Nasional Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN-KWI) ke V sedang berlangsung, 8/5, di Keuskupan Palangka Raya.
Bertempat di Aula Magna, Keuskupan Palangka Raya dilaksanakan “Workshop Menulis Kreatif: Tulis Sekarang atau tidak sama sekali!” bersama Pengurus Komsos KWI.
Sesi I workshop dibawakan oleh Budi Sutedjo. Sebelum memberikan ilmu praktis menulis, Budi memaparkan perjalanan hidupnya menemukan panggilan untuk menulis. “Saya tidak menyangka seorang mahasiswa Teknik Informasi seperti saya bisa menulis. Itu berarti latar belakang pendidikan tidak menentukan bisa atau tidak seseorang menulis,” tuturnya
Manik mata para peserta workshop yang terdiri dari anak muda dan biarawan biarawati berbinar mendengar seruan itu. Terlihat para wakil KOMSOS lintas keuskupan tidak sabar ingin menulis.
Budi melanjutkan, “ketika menulis kalian semua telah melaksanakan perkataan Yesus dalam Injil Matius 28: 20 yang berbunyi, ‘ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman’. Jadi lewat tulisan kita mengajar orang lain tentang kebenaran bahwa harapan baru senantiasa ada.”
Berulang kali juga penulis yang telah menghasilkan 147 buku ini mengingatkan agar jangan takut untuk menulis. “Jangan merasa diri tidak berbakat! jangan takut kehilangan SPOK! Jika anda buntu untuk menulis, mintalah kepada Roh Kudus, karunia bahasa untuk menulis. Roh Kudus itu Roh Penolong kita. Ia yang akan melengkapi.”
Budi juga memaparkan bahwa kita harus membuka diri dan mau memberi diri untuk dipakai Tuhan. “Tuhan sudah memberi anugerah dan anugerah itu adalah pengalaman. Beranjaklah dari pengalaman kalian, entah manis atau pahit. Mungkin dari pengalaman pahitmu itu akan mengobati orang lain. Kesulitan yang kamu alami adalah obat bagi orang lain. Tuhan titipkan obat itu kepada anda. Jadi bagikanlah obat itu. ”
Kemudian, Dosen Teknik Informasi Universitas Duta Wacana melanjutkan bahwa bergiat dalam KOMSOS adalah untuk melaksanakan sabda Tuhan. “Lewat tulisan, kita dimampukan untuk mengajar dan menemani orang lain yang hancur hatinya. Dari tulisanmu-lah Tuhan dikenal,” pungkasnya.
Felicia Permata Hanggu