HIDUPKATOLIK.com – Hari Biasa Pekan V Paskah: Kis,15:1-6; Mzm : 122:1-2.3-4a.4b-5;
Yoh, 15:1-8
Kisah perpisahan Yesus memberikan kesempatan kepada penulis untuk menegaskan inti dari Injil pada awal mula. Yesus dan Bapak adalah satu (Yoh 1:18), yang dengan-Nya Ia memiliki keintiman relasi, dan bahwa Ia juga membuka kemungkinan bagi manusia untuk masuk dalam intimitas relasi tersebut.
Setelah Yesus tiada dari komunitas, para murid pergi memberitakan kebangkitan Kristus di sekitar Galilea. Mereka berhadapan dengan persoalan, apakah tradisi Yahudi menjadi syarat bagi mereka yang mau percaya kepada Kristus?
Para murid bersidang di Yerusalem untuk menjernihkan persoalan, mengikat rasa kesatuan mereka dengan Kristus dan kesatuan diantara mereka (Kis. 15:1-6). Yesus menggunakan perumpamaan pohon anggur dan ranting-rantingnya untuk menunjukkan betapa pentingnya tinggal bersama Dia dan menjadi bagian dari-Nya.
Pohon anggur yang masih muda harus dijaga secara baik agar tidak mati. Namun dalam situasi perang atau kekerasan, anggur itu gampang rusak. Para murid mengetahui bahwa agar ranting-ranting itu bisa menghasilkan anggur yang baik, ada dua hal yang penting.
Pertama, mereka harus bersatu dengan sumbernya dan menerima asupan gizi melaluinya. Kedua, ranting-ranting itu harus juga dipangkas agar menghasilkan buah lebih banyak. Terkadang, proses perampingan pohon anggur harus dilakukan. Beberapa ranting harus dipotong agar menghasilkan lebih banyak buah.
Bagi kita, hal-hal apa yang harus dipangkas dari hidup kita, agar menjadi murid yang baik dan menghasilkan banyak buah seperti yang Allah harapkan?
Sr Dr Grasiana PRR (Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Universitas St Tomas Aquinas Angelicum Roma)