HIDUPKATOLIK.com – Peran media sosial dalam politik menjadi tema pertama yang dibahas dalam rangkaian Kursus Intensif Spiritualitas Perutusan Sosial Politik (KISPOL). Kursus ini diselenggarakan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA). Topik perdana itu dibawakan Margareta Astaman. Margie, panggilan akrabnya, mengutip pesan Paus Fransiskus untuk berani menanggapi hoax karena kebenaran akan memerdekakan.
Media sosial saat ini banjir berita hoax. Margie mengatakan, beragam informasi keliru bakal dengan mudah menentukan opini publik. Karenanya, dia mengajak para peserta KISPOL untuk tidak tinggal diam menghadapi hoax. “Diam menghadapi hoax sama dengan pembiaran. Kita harus merespons hoax!” katanya.
Memeriksa informasi yang diperoleh sebelum mengonsumsi dan menyebarkan harus dilakukan. Pengecekan dapat dimulai dari laman, alamat situs, konten, dan domain situs web. Gambar yang digunakan harus diverifikasi.
Menurut Margie, ketika mendapat kabar hoax di media sosial, sebaiknya merespons dengan mengomentari informasi yang tidak benar itu dan memverifikasi. “Kita bisa memberikan warna lain di media sosial dengan topik yang berbeda, netral,” ujarnya Jumat, 13/4 di ISKA Center, Kompleks Roxy Mas, Jakarta Pusat.
Ketua Umum Presidium Pusat ISKA Hargo Mandirahardjo mengatakan KISPOL adalah media untuk melihat ajaran sosial Gereja khususnya dalam politik masa kini. “Melalui KISPOL ini ISKA ingin mengajak kita semua belajar bersama bahwa politik merupakan sarana mencapai kesejahteraan bersama (bonum commune),” ujarnya.
Kursus ini mendapatkan respons positif. Sekitar 60 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga politisi, mengikuti kursus yang akan diselenggarakan hingga sepuluh kali pertemuan ini. Dua orang peserta di antaranya berasal dari Perkumpulan Bapak-bapak Katolik Lamandau, Kalimantan Tengah.
Hermina Wulohering