HIDUPKATOLIK.com – BU Bernadette terkasih, saya mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta. Saya termasuk perempuan mandiri. Sejak semester pertama sampai sekarang, saya menanggung biaya kuliah sendiri. Bahkan, saya bisa membantu biaya sekolah adik-adik . Tiap bulan pun saya selalu memberikan uang untuk orangtua. Saya juga masih bisa menabung. Tapi, semua uang itu saya dapat dari hasil “melayani” pria di klub malam.
Semua perempuan tentu tak mau bekerja seperti ini, termasuk saya. Tapi untuk sekarang, pekerjaan seperti itulah yang ada di depan mata saya. Selain hasilnya menjanjikan, saya masih bisa membagi waktu untuk kuliah, membantu adik, dan orangtua, serta persiapan masa depan saya. Namun bila duduk sendirian di kost, saya merasa tubuh saya kotor. Saya berdosa. Saya ingin bertobat, tapi jujur belum berani meninggalkan pekerjaan lama karena belum ada pekerjaan, yang lebih menjanjikan seperti sekarang. Mohon saran dari Ibu. Terima kasih.
Anastasia Angraeni, Makassar
Mba Ana, saya dapat memahami kesulitan yang sedang Anda alami. Pilihan yang harus Anda buat tidak mudah. Saya mencoba untuk memberikan beberapa pertimbangan berdasarkan informasi yang Anda berikan. Pertama, tidak begitu jelas bagaimana kondisi keuangan keluarga Anda. Bila orangtua Anda berpenghasilan sangat minim, sehingga mutlak membutuhkan bantuan Anda, baik untuk hidup mereka maupun untuk menyekolahkan adik-adik, tentu jauh lebih sulit bagi Anda untuk meninggalkan pekerjaan sekarang. Lain hal bila orangtua memiliki penghasilan sendiri dan hanya membutuhkan bantuan untuk biaya sekolah adik-adik.
Kedua, Anda belum berani meninggalkan pekerjaan lama karena belum ada pekerjaan yang lebih menjanjikan. Sebagai mahasiswi rasanya kurang realistis berharap untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih menjanjikan dari sekarang. Berapa penghasilan minimal yang sungguh Anda perlukan saat ini? Apakah ada pilihan pekerjaan lain yang dapat memenuhi kebutuhan minimal tersebut, walau mungkin Anda harus bekerja lebih keras?
Bila ada, mungkin tak terlalu berat bagi Anda untuk meninggalkan pekerjaan sekarang. Karena kebutuhan minimal Anda terpenuhi. Sebaliknya, bila Anda benar-benar tak dapat menemukan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan minimal tersebut, dapat dipahami bila Anda gamang untuk melepaskan pekerjaan sekarang.
Ketiga, dengan mengatakan Anda merasa diri kotor, berdosa, dan ingin bertobat, sebenarnya Anda menyadari bahwa pekerjaan itu adalah salah. Ini menunjukkan suara hati Anda masih berfungsi karena mampu membedakan yang benar dan keliru. Namun, bila mengabaikan atau melawan suara hati terus-menerus, rasa berdosa yang sekarang Anda rasakan perlahan-lahan akan menghilang.
Bila itu terjadi, ada risiko bahwa suara hati Anda menjadi semakin lemah dan tak lagi dapat membantu untuk membedakan yang benar dari yang salah. Masukan pertama dan kedua memiliki lebih banyak pertimbangan kebutuhan finansial dari orangtua dan Anda. Bila kebutuhan minimal studi Anda, adik-adik, serta orangtua hanya dapat dipenuhi oleh pekerjaan sekarang, tak ada alternatif, maka tindakan Anda mempertahankan pekerjaan sekarang mungkin satu-satunya pilihan sampai menemukan alternatif lain.
Dengan kata lain tindakan ini tak dapat disalahkan karena Anda terpaksa melakukannya. Namun, bila ada alternatif maka mempertahankan pekerjaan sekarang adalah tindakan keliru. Anda juga tidak terpaksa melakukannya. Memilih untuk tetap melakukan tindakan keliru menunjukkan Anda telah mengabaikan suara hati. Jika berlangsung lama, suara hati Anda akan melemah.
Sebagai mahasiswi, Anda dapat memutuskan yang terbaik. Hanya Anda yang mengetahui secara rinci hal-hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan untuk saat ini. Manakah yang lebih mendesak untuk saat ini: kebutuhan keuangan keluarga, kebutuhan keuangan pribadi, atau kebutuhan mengikuti suara hati. Tuhan memberkati.
Bernadette N. Setiadi