HIDUPKATOLIK.com – Gereja Katolik Amerika bergabung dengan banyak organisasi sosial kemanusiaan dan sekolah-sekolah berdoa dan mengungkapkan rasa hormat bagi Martin Luther King Jr.
Tiga puluh sembilan kali lonceng Basilika “Immaculate Conception” Washington dan pusat-pusat ziarah Katolik di seluruh Amerika berdentang. Peristiwa pada 4 April lalu sebagai tanda penghargaan atas hidup Martin Luther King Jr. Ia dibunuh 50 tahun lalu di Hotel Lorraine, Memphis, Tennesse, Amerika Serikat.
Adalah pihak Konferensi Uskup Amerika yang mengambil inisiatif menunjukkan solidaritas dan penghargaan tinggi atas tokoh hak-hak sipil Amerika ini yang oleh Paus Paulus VI dalam Doa Angelus sehari sesudah pembunuhan dilukiskan sebagai “nabi Kristen demi penyatuan ras.” Pihak Gereja Katolik di Amerika bergabung dengan banyak organisasi sosial, kemanusiaan dan sekolah-sekolah berdoa dan mengungkapkan rasa hormat pada pejuang anti kekerasan berkulit hitam itu.
Kutipan Injil Yohanes 15:15 yang berbunyi, “tak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang menyerahkan nyawanya,” mendahului pernyataan tertulis Konferensi Uskup Amerika. Mereka mengajak seluruh umat untuk selalu ingat bahwa iman Kristiani senantiasa mendorong kita berani mengambil risiko dalam membela martabat sesama yang diciptakan seturut citra Allah. Para uskup merujuk pada nasihat Paus Fransiskus agar tidak acuh-tak acuh dalam menghadapi kejahatan pun bila bahaya mengancam kita.
Dalam khotbah terakhirnya pada malam sebelum ditembak oleh James Earl Ray, Dr King secara terbuka merujuk pada ancaman-ancaman pada dirinya kendati dia mencintai hidup yang lebih lama di dunia. Namun yang utama baginya adalah kerinduan untuk semata-mata melaksanakan kehendak Allah.
Hormat terhadap Dr King ditunjukkan dengan mempertahankan warisannya sambil berdoa dan memohon pada Tuhan sekarang dan selalu memperdalam tekad kita sendiri mengikuti kehendak Tuhan ke mana pun kita diarahkan untuk membela keadilan.
Sedangkan Perchi Marchland anggota Knight Santo Peter Claver sekaligus kepala organisasi Katolik yang sebagian besar beranggotakan orang Afrika-Amerika menyatakan warisan Dr King adalah imannya yang darinya dia mampu mengatasi ancaman-ancaman. Hidup dan karyanya adalah gambaran pengorbanan seorang yang bekerja demi kebaikan yang lebih besar. Peringatan 50 tahun pembunuhan tidak perlu dihadapi dengan kesedihan.
Bahkan kata Marchland, “King justru ingin agar kita melihat peristiwa itu sebagai inspirasi yang membangkitkan pengabdian disertai harapan dan tekad dengan cinta dan belarasa bagi musuh-musuh kita atau mereka yang tidak mencintai kita.” Menandai 50 tahun pembunuhan Dr King, hari Rabu, 4 April, ribuan anggota Knights Santo Peter Claver bergabung merayakan misa bersama Uskup Memphis Mgr Martin D. Holley.
Uskup Agung Ivan Jurkovi, Duta Besar Vatikan dan Pengamat Tetap Vatikan untuk PBB menunjuk kesamaan antara Dr. King dan Paus Fransiskus. Dalam wawancaranya dengan Vatican News, Mgr Ivan mengatakan keduanya menekankan pentingnya mengikis tindak kekerasan dan kebutuhan mempromosikan solidaritas global. “Setiap perkembangan manusia dapat dicapai hanya lewat cara tanpa kekerasan. Kekerasan menciptakan masalah dan pemecahbelahan baru. Kita harus mengatasi setiap pemecahbelahan khususnya yang berdasar pada perbedaan ras dan sosial,” pungkasnya.
Pastor John Mitakda MSC (Roma)