HIDUPKATOLIK.COM – Talkshow di SMK Katolik St Yusup, Blitar
“Pendidikan Zaman Now: Menjadi Kreatif, Inspiratif dan Inovatif”
Dalam rangka memperingati HUT ke 51, SMK Katolik St Yusup Blitar mengadakan acara talk show pada Sabtu 24/02 lalu. Acara bertema “Pendidikan Zaman Now: Menjadi Kreatif, Inspiratif dan Inovatif,” merupakan acara bincang-bincang pertama yang diselenggarakan di sekolah di kota Blitar.
Nara sumber yang diundang adalah Rm Carolus Jande, Pr, mantan ketua Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) periode 2007-2013 dan sekretaris eksekutif MNPK periode 2013-2017 dan Dr. Agustinus Indradi, M.Pd, dosen tetap Unika (Universitas Katolik) Widya Karya Malang. Talk show ini dihadiri oleh guru-guru dan karyawan/wati SMKK St Yusuf serta beberapa tamu undangan dari sekolah-sekolah lain.
Rm Carolus dengan menggunakan Teori Generasi Karl Mannheim, menjelaskan bahwa hal penting yang perlu diingat dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa berasal dari generasi yang berbeda.
Beliau memberi contoh misalnya cukup banyak anak-anak zaman now terbiasa dengan multitasking, mengerjakan PR sambil nonton televisi. Bagi orang tua, perilaku ini sulit dimengerti. Sedangkan bagi anak-anak hal itu tidak masalah. Mereka bisa tetap fokus.
Sadar dan paham akan perbedaan ini diharapkan para guru bisa berdialog dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang cocok. Rm Carolus juga menekankan pentingnya menyeimbangkan pengembangan hardskill dan softskill siswa. Beliau menilai bahwa banyak sekolah menengah kejuruan yang terlalu menekankan pengembangan hardskill.
Dr. Agustinus, yang 10 tahun terakhir aktif memberi pelatihan dan motivasi bagi siswa dan tenaga pendidik di Jawa Timur, mengajak para hadirin untuk menyadari bahwa zaman berubah dengan begitu pesat. Zaman berubah, guru pun harus ikut berubah.
Guru diharapkan bisa mengembangkan kompetensinya sebagai guru mengikuti tuntutan zaman now. Selain itu beliau menekankan bahwa seorang guru perlu “menanggalkan” dan “membuang” hal-hal yang mengurangi efektifitas guru dalam mendidik.
Beliau mengumpamakan hal tersebut seperti membersihkan lumpur-lumpur agar mutiara terlihat jelas.
Satu hal yang perlu dibuang adalah cara berpikir bahwa nilai adalah tolak ukur keberhasilan siswa. Beliau menjelaskan bahwa banyak orang sukses tidak memiliki prestasi akademis yang bagus ketika di sekolah. Untuk itu guru mesti peka terhadap kelebihan-kelebihan siswa.
Di samping itu guru harus berinovasi dan mengembangkan kreativitasnya (pemilihan materi, media, strategi pembelajaran) agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Menurut beliau semua pelajaran bisa dibuat menarik. Cara seorang guru dalam membawakan pelajaran sangat berpengaruh besar terhadap ketertarikan siswa mendalami pelajaran tersebut.
Pemaparan kedua nara sumber sangat diapresiasi oleh seluruh hadirin. Rm Vincentius Prastowo, SDB selaku Kepala Sekolah di akhir acara mengatakan bahwa acara ini adalah sebuah upaya untuk membantu para guru meng”update” informasi-informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan proses belajar mengajar sekaligus menyemangati guru-guru untuk terus kreatif, inspiratif dan inovatif.
Rm. Finan, SDB