HIDUPKATOLIK.COM–PESTA Paduan Suara Gerejani Katolik (PESPARANI) pertama akan digelar pada Oktober 2018 di Provisi Maluku. Gawai akbar Gereja Katolik ini menjadi ajang terbentuknya Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (LP3K) yang berkumpul bersama di di Hotel Courtyard Marriott, Bali, Sabtu-Rabu, 10-14/03.
Pada hari ketiga rapat persiapan PESPARANI nanti, sedikitnya 130 anggota LP3K dari setiap daerah berkumpul bersama untuk membicarakan beberapa hal teknis terkait program kerja. Para peserta dibagi dalam tiga komisi yaitu Komisi Penyelenggaraan dan Humas;Komisi Lomba dengan bidang-bidang yaitu kursus, pelatihan, pendidikan dan litbang; Komisi Pendanaan dan Verifikasi.
Tiga Komisi ini berkumpul bersama sesuai tugas masing-masing untuk membicarakan beberapa hal penting terkait persiapan-persiapan teknis terkait program kerja. Di Komisi Penyelenggaraan dan Humas ada beberapa program yang disusun seperti menyusun petunjuk teknis PESPARANI, melaksanakan sertifikasi dan kriteria juri dalam kerjasama dengan lembaga Musik Liturgi, menentukan dan menetapkan dewan juri, dan menyelenggarakan festival PESPARANI.
Menurut Thomas Renyaan, seorang peserta sekaligus penggagas PESPARANI dari Maluku mengatakan soal penyusunan program penyelenggaraan perlu empat tahapan penting maka perlu perencanaan yang matang, penyelenggaraan, pendanaan, dan pencapaian dan evaluasi. “Empat hal ini menjadi penting agar merancang lebih baik segala sesuatu yang berhubungan dengan PESPARANI. Jadi ketika berbicara soal program maka harus empat hal ini menjadi topik atau bahan pertimbangan dari setiap LP3K dan panitia.”
Sementara itu, Janni Kopalit dari Manado, Sulawesi Utara, menegaskan bahwa perlu kejelasan soal segala persiapan ini khususnya dalam sertifikasi juri apakah hanya juri untuk Paduan Suara atau juga perlu verifikasi kwalitas juri untuk mata lomba lain. “Perlu mempertimbangkan program kerja yang berkaitan dengan sertifikasi juri sehingga tidak saja juri itu kompeten untuk menjuri paduan suara tetapi juga untuk mata lomba lain,” usul Kopalit.
Sementara bidang Humas, beberapa program misalkan melakukan media monitoring,media visual, media visit, membantu LP3K melakukan peliputan kegiatan di daerah di media nasional, dan audiensi dan melakukan kunjungan ke pihak terkait seperti pemerintah dan Gereja.
Para peserta membicarakan banyak hal serta memberikan masukan serta mengajak untuk melihat dampak jangka pendek dan jangka panjang dari PESPARANI nanti. Perencanaan ini akan menjadi acuan bersama agar mendapatkan PESPARANI yang sesuai dengan keinginan Gereja.
YustiH.Wuarmanuk (Bali)