HIDUPKATOLIK.com – Keinginan Terakhir Mgr.Herman dan Persipura
Jenazah Uskup Emeritus Keuskupan Jayapura Mgr Herman Ferdinandus Maria Munninghoff OFM akan dimakamkan di tanah kelahirannya Negeri Belanda. “Jenazah Bapak Uskup Herman akan dimakamkan hari Rabu tanggal 14 Februari 2018 pukul 14.30 di Gereja St.Yoseph di Alverna-Wijchen, Belanda,” ujar Provinsial Provinsi Duta Damai Papua, Pastor Gabriel Ngga OFM kepada HIDUP hari Jumat, 9/2.
“Umumnya di Belanda orang yang meninggal itu tidak dimakamkan cepat-cepat. Kadang setelah satu minggu baru dimakamkan,” imbuhnya.
Uskup Herman –demikian sapaan akrab Almarhum- menghembuskan nafas terakhirnya di Negeri Belanda, Rabu, 7/2 lalu pukul 13.00 dalam usia 97 tahun.
Dengan dimakamkan di Belanda, keinginan Uskup Herman semasa hidupnya tidak akan terpenuhi. Kepada Majalah HIDUP tahun 2004, Uskup Herman saat peringatan 50 tahun Ia berada di Papua mengatakan, “Saya senang sekali kalau kemudian bila saudara maut menjemput, saya bisa dimakamkan di Jayapura,” tuturnya. (Lihat HIDUP, Edisi No 49, 5 Desember 2004).
Uskup Jayapura Mgr.Leo Laba Ladjar OFM sebetulnya telah merencanakan perjalanan ke Belanda. “Beliau sedang di Jakarta urus visa ke Belanda. Maksud awalnya adalah untuk kunjungi Uskup Herman yang sedang sakit…ee…ternyata ia lebih cepat pergi,” ujar Pastor Gabriel.
Pastor Gabriel mengemukakan bahwa sejak kembali ke Belanda, Mgr Herman langsung masuk ke rumah jompo di Warmond. “Tiga tahun terakhir ia tinggal di rumah jompo Alverna dekat Nijmegen. Dan kurang lebih satu bulan lalu masuk Hospice dekat Alverna. Hospice adalah rumah transit bagi orang yang secara medis tidak ada harapan hidup,” paparnya.
“Saya bertemu dia dua minggu lalu di Hospice ini. Ingatannya masih baik. Bicara lancar tentang karya partoralnya sebagai pastor paroki di daerah perbatasan Arso di Papua,” timpal Pastor Gabriel.
Ditahbiskan menjadi Uskup Jayapura tahun 1972, Uskup Herman pensiun sebagai Uskup Keuskupan Jayapura tanggal 17 September 1997. Selama tujuh tahun ia masih tinggal di Papua dan melayani komunitas-komunitas biara di Jayapura. Tanggal 9 Agustus 2005 ia meninggalkan Papua. Dan tiga hari kemudian ia terbang menuju tanah kelahirannya dengan memegang paspor Indonesia.
Pada perjumpaan terakhirnya, Pastor Gabriel mengatakan bahwa Uskup Herman masih sempat bicara tentang kesebelasan kesayangannya “Mutiara Hitam” Persipura Jayapura. “Ia hampir tak pernah alpa nonton jika Persipura Jayapura bertanding di lapangan Mandala Jayapura.” pungkasnya.
SS