HIDUPKATOLIK.com – Di usia lanjut, lansia membutuhkan kegiatan yang dapat menjadi kesempatan untuk bertemu sahabat yang seusia. Dengan ziarah, lansia dapat memperdalam iman.
Ombak di Selat Sunda sesekali bergejolak. Semilir angin laut yang bertiup kencang tak menyurutkan semangat 88 lansia anggota Komunitas Lansia Leo Dehon Dekenat Jakarta Selatan yang saat itu berada di atas ferry menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Beberapa anggota Lansia Leo Dehon asik menikmati terpaan angin di buritan kapal. Ombak yang kadang menggoncang, tak membuat mereka jera, namun justru memicu gelak di setiap wajah.
Sebulan lalu, kelompok lansia dari Dekenat Jakarta Selatan ini bertolak ke Keuskupan Tanjungkarang. Mereka berziarah ke beberapa tempat di keuskupan di ujung selatan Pulau Sumatera ini.
Saat matahari hampir saja bersembunyi di sebelah Barat cakrawala Pulau Sumatera, Mgr Yohanes Harun Yuwono telah menanti di Wisma Keuskupan Tanjungkarang. Senyumnya yang khas menyambut rombongan peziarah dari Jakarta ini. “Selamat datang, oma dan opa, selamat berziarah,” ungkapnya.
Ziarah Sosial
Sejak mulai start dari Gereja St Stefanus Cilandak, Doa Rosario telah mulai didoakan bersama di sepanjang jalan menuju Pelabuhan Merak, Banten. sebagian waktu ziarah dimanfaatkan untuk berdoa bersama, sharing kelompok menambah wawasan serta mengetahui secara langsung bagaimana situasi lansia dan pengalaman mereka sebagai lansia.
Dalam wawancara dengan lansia selama ziarek terungkap harapan-harapan lansia dalam hidup mereka diusia senja. Lansia mengharapkan semakin meningkatnya semangat kekeluargaan lansia paroki. Selain itu, mereka juga berharap dukungan dari keluarga, bukan sebagai penunggu rumah saja atau pengasuh cucu. “Lansia perlu kegiatan berkumpul bersama sahabat,” ungkap salah satu peserta.
Perjalanan selama tiga hari di Lampung adalah salah satu program yang diadakan bersama anggota Lansia Leo Dehon. Imelda Jodi menjelaskan, diusia lanjut, lansia membutuhkan berbagai kegiatan dalam kebersamaan, bertemu sahabat, bercanda, dan beraktifitas yang ringan. Dengan ini hidup lansia terasa lebih berarti, lebih sehat, bersemangat, dan ceria. “Ini pun dapat menunda kepikunan yg mungkin terjadi. Dengan ziarek, lansia sekaligus dapat memperdalam iman,” ketua kepanitiaan Ziarek Lampung ini.
Dikarenakan sebagian lansia telah pensiun, maka pembiayaan dari kegiatan ini juga bersifat saling melengkapi. Joseph Suhari menjelaskan, ada lansia yang membayar lebih untuk ikut serta dalam ziarah. Dengan cara ini, peserta yang memiliki keterbatasan dana pun dapat tetap ikut serta. “Dengan ini semua bisa ikut ziarah sehingga kesulitan dalam pendanaan dapat diatasi,” ungkap Ketua Lansia Leo Dehon.
Joseph Suhari menambahkan, selama ziarah juga diadakan aksi sosial. Dari Jakarta, Lansia Leo Dehon membawa aneka barang kebutuhan yang dibagikan diantaranya untuk panti asuhan dan beberapa komunitas biara di Lampung. “Kami berpikir bahwa apa yang kami miliki sebenarnya tidak hanya milik kami, namun juga itu hak sesama yang masih kekurangan atau membutuhkan.”
Kunjungan Biara
Selama ziarah di Keuskupan Tanjungkarang, Lansia Leo Dehon berkesempatan mengunjungi Biara Ngison Nando di Kalianda, Lampung pada hari pertama. Di tempat ini, para peserta mengikuti Doa Jalan Salib dan Rosario.
Di hari kedua ziarah, Lansia Leo Dehon berkunjung ke Novisiat Congregatio Sacerdotum a Sacrp Corde Jesu (SCJ) di Gisting, Lampung. Di tempat ini, mereka bertemu dengan para imam dan para frater yang sedang menjalani masa pendidikan awal sebagai calom imam dan biarawan. Selain itu, peserta juga mengunjungi Makam Imam-imam SCJ dan Suster-suster FSGM di Pringsewu, Lampung dan Panti Asuhan St Vincensius, juga di Pringsewu. Selama ziarah, mereka menginap di rumah retret La Verna Padang Bulan, Lampung.
Imelda menjelaskan, sebagai komunitas lansia Dekenat Selatan, Lansia Leo Dehon ini merupakan gabungan komunitas lansia dari enam paroki di Dekenat Selatan Keuskupan Agung Jakarta. Mereka berasal dari Paroki St Stefanus Cilandak, Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu, Paroki Ratu Rosari Jagakarsa, Paroki St Fransiskus Asisi Tebet, Paroki St Yohanes Penginjil Blok B, dan Paroki St Perawan Maria Ratu Blok Q.
Sebagai sebuah komunitas, Lansia Leo Dehon menjadi tempat untuk berkumpul sesama umat lansia. Sonny Marsono mengungkapkan, lansia jangan hanya dirumah saja, mereka dapat menjadikan komunitas ini sebagai tempat untuk saling bertemu.
Pastoral Lansia
Romo Martin Van Oiij SCJ mejelaskan, pastoral pendampingan umat lanjut usia sangat diperlukan di setiap paroki. Para Romo diharapkan mau mendengar apa keinginan dan harapan umat lanjut usia ini.
Romo Rekan Paroki St Stefanus Cilandak ini menyoroti, kehidupan umat lanjut usia di Asia sebenarnya lebih beruntung. Dalam budaya di Asia, orang lanjut usia mendapat tempat di dalam keluarga. Apabila ada anggota keluarga berusia lanjut, mereka tetap tinggal bersama di dalam keluarga.
Romo Martin menambahkan, beberapa hal menjadi rutin dan memerlukan adanya kreativitas agar kegiatan itu tidak merosot dari sisi kualitasnya. “Sesuatu yang rutin itu lama-lama akan merosot,” kata Moderator Lansia Leo Dehon ini.
Saat acara ziarah di lampung, Romo Martin pun menegaskan kepada anggota Lansia Leo Dehon, sebagai orang tua mereka adalah teladan. Orangtua atau lansia harus menjadi panutan, spiritualitas orang tua harus diwujudkan dalam sikap melayani, mendampingi, menyediakan diri, dan mau mendengarkan keluh-kesah.
Antonius E. Sugiyanto