HIDUPKATOLIK.COM – Kongregasi suster-suster Misionaris Claris (Santa Clara) dari Sakramen Mahakudus dan anggota Van Clar (misionaris awam keluarga Inesian) mengundang Anda sekeluarga dalam perayaan Ekaristi, yang diselenggarakan pada :
- Sabtu-Senin, 9-11 Desember 2017 : Triduum Santa Perawan Maria Guadalupe, jam 19.00 WIB
- Selasa, 12 Desember 2017 : Hari Raya Santga Maria Guadalupe, jam 19.00 WIB
Tempat: kapel Rumah Doa Santa Maria Guadalupe, Perum Duren Sawit Baru blok A10 no.6-10, Jakarta Timur.
Per Mariam Ad Jesum, melalui Maria kita sampai kepada Yesus
12 Desember 1531, St.Perawan Maria dari Guadalupe menampakkan diri, dengan doa yang disampaikannya kepada seorang petani sederhana bernama Juan Diego (St Juan Diego, Juan Bernardino):
Penampakan pertama : 09 Desember 1531
Penampakan terakhir : 12 Desember 1531
Jumlah penampakan : 5 kali
Tempat penampakan : Mexico
Diselidiki oleh gereja : Tahun 1666 & 1723
Diakui Vatikan : Tahun 1555
Oleh : Uskup Agung Alonso de Montúfar
Alkisah pada subuh yang dingin 9 Desember 1531, seorang petani yang sudah menjadi duda dalam usia 50 tahun, yang belum lama dibaptis dan menggantikan namanya dari “Elang Bernyanyi” menjadi Juan Diego, keluar dari rumahnya di desa Tolpetlac dekat Guauhtitlan Mexico. Ia bergegas pada Sabtu pagi itu menuju Tlatelolco untuk ikut ambil bagian dalam Misa. Ia memang setiap hari menghadiri Misa. Pagi itu ia berjalan melintasi beberapa punggung bukit menuju Tlatelolco dekat Mexico City.
Sementara menyusuri jalan, ia mendengar suara orang menyanyi. Suara seorang perempuan. Dari tempat suara, ia melihat awan putih muncul membentuk pelangi. Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari tengah-tengah awan dan menjadi terang benderang. Ia melihat seorang perempuan yang amat cantik rupawan berdiri di depan awan. Pakaiannya berkilau keemasan.
Juan Diego menunduk dalam sikap berlutut. Perempuan itu kemudian berkata dalam bahasa setempat, bahasa Nahuatl: “Anakku, Juan Diego, kemanakah engkau hendak pergi?” Juan Diego menjawab, “Yang mulia, saya dalam perjalanan menuju gereja di Tlatelolco untuk menghadiri Misa.” Selanjutnya Bunda Maria meminta Juan Diego untuk pergi ke kediaman Uskup dan mengatakan kepadanya bahwa Bunda Maria menginginkan sebuah gereja dibangun di bukit di mana ia menampakkan diri sebagai penghormatan kepadanya.
Juan Diego bergegas ke kediaman Mgr Zumarraga, Uskup Mexico. Ia ragu-ragu, ia menyadari dirinya sebagai seorang Indian yang tak dikenal. Menjelang malam, ia datang kembali ke bukit. Bunda Maria sudah menunggu di sana. Juan minta agar Bunda Maria mengirim orang lain saja untuk menghadap Uskup. Katanya, “Saya hanya seorang yang miskin.Saya merasa tidak layak hadir di tempat Uskup. Maafkan saya, ya Ratu. Saya tidak bermaksud menyakiti hatimu.”
Tetapi Bunda Maria menegaskan bahwa ia menghendaki Juan dan bukan orang lain. Sebab itu, keesokan harinya Juan memberanikan diri menghadap Bapa Uskup. Uskup mengajukan sejumlah pertanyaan dan mengatakan bahwa jika benar ia adalah Bunda Allah, maka ia perlu memberi bukti.
Pada tanggal 12 Desember, Bunda Maria menampakkan diri lagi kepada Juan. Ia mengajak Juan Diego mendaki sebuah bukit yang gersang, hanya kaktus dan belukar yang tumbuh di sana. Tetapi, setibanya Juan di sana, bukit itu dipenuhi bunga-bunga mawar segar yang berembun dan harum mewangi. Bunda Maria mengambil mawar-mawar yang telah dipetik dan merangkaikannya di dalam lipatan-lipatan TILMA (= mantol kasar yang dipakai suku Indian di Mexico) Juan.
Ketika Juan tiba di kediaman Uskup, Juan harus menunggu lama karena dihalang-halangi para penjaga yang dengan penuh rasa ingin tahu berusaha mengambil mawar-mawar dari mantol Juan. Namun, begitu mereka mengulurkan tangan, mawar-mawar itu seperti terpateri di mantol Juan sehingga mereka tidak dapat mengambilnya.
Di hadapan Uskup, Juan membuka tilmanya dan mawar-mawar pun berjatuhan ke lantai. Di tilma Juan terlukis gambar Bunda Allah dalam pakaian Indian. Tangannya terkatup dalam sikap berdoa, rambutnya yang hitam lembut terurai sampai ke bahunya. Wajahnya bulat oval dengan matanya setengah tertutup. Senyum merekah di bibirnya.
Uskup Juan de Zumarraga jatuh berlutut. Airmata mengalir membasahi pipinya ketika ia berdoa mohon ampun karena kurang percaya. Kemudian Uskup membawa tilma Juan Diego ke dalam kapel dan meletakkannya di depan Sakramen Mahakudus.
Di kemudian hari, diadakan penyelidikan yang cermat dan teliti atas lukisan di mantol Juan Diego. Besarnya lukisan itu kurang lebih 1,50 meter. Bunda Maria mengenakan mantol berwarna hijau kebiru-biruan berhiaskan 46 bintang emas, tiap-tiap bintang berujung delapan.
Jubah Bunda Maria berwarna merah jambu dengan sulaman bunga-bunga berbenang emas, sangat indah. Tepian leher dan lengan bajunya dilapisi kulit berbulu halus yang putih merah.
Sebuah bros dengan salib hitam di tengah-tengah menghiasi lehernya. Di sekeliling tubuhnya bergemerlapanlah gelombang dari cahaya emas di atas latar belakang merah padam. Di pupil mata kanan Bunda Maria tergambar tiga sosok, yaitu Juan Diego, Juan Gonzalez – penerjemah, dan Uskup Zumarraga. Lukisan Santa Perawan Maria dari Guadalupe kini ditempatkan di Basilika Santa Perawan Maria dari Guadalupe di Mexico City yang didirikan pada tahun 1977.Pada tanggal 12 Desember, Gereja merayakan pesta Santa Maria dari Guadalupe. Meskipun pesta ini bukan pesta yang dirayakan secara universal seperti layaknya pesta Maria Yang Dikandung Tanpa Noda setiap tanggal 8 Desember, tetapi di berbagai negara pesta Our Lady of Guadalupe adalah suatu pesta yang dirayakan secara besar-besaran.
Pada tanggal 12 Oktober 1945 Paus Pius XII mengumumkan Bunda Maria dari Guadalupe sebagai “Ratu semua orang Amerika”, Santa pelindung seluruh Amerika, Santa pelindung janin-janin dalam kandungan dan sebagai Santa pelindung Filipina. Santa Maria dari Guadalupe, doakanlah kami.
Setelah penampakan Guadalupe, Juan Diego menyerahkan semua usaha dan harta milik kepada pamannya. Kemudian ia sendiri tinggal di sebuah kamar di samping kapel di mana lukisan suci Bunda Maria disimpan. Juan Diego sangat mencintai Sakramen Ekaristi; dengan ijin khusus dari uskup, ia diperkenankan menyambut Komuni Kudus tiga kali seminggu, sesuatu yang tidak lazim pada masa itu. Ia menghabiskan sisa hidupnya untuk mewartakan berita penampakan kepada orang-orang sebangsanya.
Juan Diego wafat pada tanggal 30 Mei 1548 dalam usia 74 tahun. Tiga hari kemudian, Uskup Zumarraga juga menghadap ke hadirat Tuhan. Paus Yohanes Paulus II memuji Juan Diego karena imannya yang bersahaja, yang senantiasa terpelihara oleh ajaran agama. Paus menetapkannya sebagai teladan kerendahan hati bagi kita semua.
April 1990, Juan Diego resmi dinyatakan sebagai beato oleh Paus Yohanes Paulus II di Vatikan. Sebulan sesudah kanonisasi itu, bertempat di Basilika Bunda Maria Guadalupe, Mexico, Paus memimpin upacara beatifikasi. Juli 2002 Juan Diego akhirnya resmi dinyatakan sebagai orang kudus dalam sebuah upacara khusus oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II.