web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Peluit Imamat St Benediktus

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Romo Abas Aloysius Gonzaga Rudiyat OCSO menyatakan, bagi komunitas OCSO, pelayanan imamat merupakan suatu pelayanan khusus. Tahbisan imam merupakan tahap awal, yang akan disusul tahap-tahap selanjutnya yang lebih panjang dan menuntut banyak perjuangan serta pengorbanan. “Tahbisan imam bagi ordo kami, seperti bunyi peluit, tanda dimulai peperangan atau pertandingan yang se benarnya,” tegas imam yang menerima tahbisan imamat dan diangkat sebagai Abas Pertapaan Trappist Rawaseneng pada hari yang sama, Sabtu, 6 Januari 2007 ini.

Romo Abas Gonzaga merupakan Abas kedua di Pertapaan Rawaseneng. Ia menggantikan Romo Abas Frans Harjawiyata OCSO yang mengundurkan diri sebagai Abas pada 24 September 2006, dengan alasan usia. Dalam regula OCSO tertulis, Abas yang telah berusia 75 tahun boleh mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai Abas. Setelah mundur sebagai Abas, kini, Romo Frans Harjawiyata berkarya sebagai kapelan di biara Suster Trappist Tenshien, Jepang.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Tahbisan imam, menurut romo kelahiran Boro, Kulonprogo, DI Yogyakarta ini, merupakan babak baru dalam kehidupan. Suatu tahap baru pelayanan khusus dalam komunitas ordo ini. Komunitas ini menjalani kehidupan yang berguru kepada St Benediktus yang menulis peraturan kehidupan biara pada sekitar abad VI. “Bagi rahib yang ditunjuk sebagai imam, St Benediktus meninggalkan pesan sebagai berikut, ‘Ia harus tahu bahwa ia jauh harus lebih tunduk kepada tata tertib yang telah di tentukan oleh peraturan. Janganlah imamatnya dipakai sebagai dalih untuk melupakan ketaatan. Melainkan, ia harus makin lama makin maju ke Allah.” (Peraturan St Benediktus bab 62 ayat 3 dan 4).’”

Maka, Romo Abas Gonzaga berharap, agar umat selalu mendoakan para imam, agar anugerah imamat terus membarui dan meningkatkan tekad untuk semakin maju dalam perjalanan menuju Allah. “Sebab, perjalanan menuju Allah itulah yang menjadi tujuan utama bagi mereka yang terpanggil menjalani tata kehidupan yang diwariskan St Benediktus,” tegas imam yang menerima tahbisan diakon sehari sebelum ditahbisan sebagai imam ini.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Y. Prayogo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles