HIDUPKATOLIK.com – Hidup berkeluarga bukan penghalang untuk menghayati karisma pendiri ordo. Mereka rutin mengikuti bimbingan untuk persiapan mengikrarkan janji menghidupi karisma St Yohanes Bosco.
Setiap Minggu kedua dan keempat Wisma Salesian Don Bosco (SDB), Jakarta Utara didatangi sejumlah umat Katolik. Di tempat itu, mereka berkumpul selama sekitar dua jam, pukul 16.00 hingga 18.00. Mereka ini adalah umat yang hidup berkeluarga namun tertarik dengan spiritualitas dan karisma St Yohanes Bosco.
Mereka didampingi oleh para imam Salesian untuk mengenal warisan spiritual Don Bosco. Mereka juga mendapat bimbingan untuk melayani Gereja dan masyarakat. Usai tahap bimbingan, mereka akan mengikrarkan janji menjadi Koperator Salesian yang menandai resminya keanggotaan mereka dalam Ordo Ketiga SDB. Selanjutnya dengan caranya masing-masing, para anggota menghidupi karisma Don Bosco dalam kehidupan sehari-hari.
Koperator Salesian
Koperator Salesian adalah perkumpulan kaum awam yang tidak hidup membiara namun mengikrarkan janji untuk menghidupi spiritualitas dan karisma Salesian. Saat ini, komunitas ini tersebar di lima benua di mana Salesian berkarya.
Pada 18 Desember 1859, St Yohanes Bosco mendirikan SDB. Selanjutnya, pada 5 Agustus 1872 ia mendirikan Kongregasi Putri Maria Penolong Umat Kristiani atau Filiarum Mariae Auxiliatricis (FMA).
Don Bosco menyadari bahwa tujuan tarekat yang didirikannya akan lebih optimal jika biarawan bekerjasama dengan awam dalam karya, sesuai dengan misi Salesian. Maka pada 9 Mei 1876, Bosco mendirikan Associazione Cooperatori Salesiani (Koperator Salesian) yang diresmikan oleh Paus Pius IX. Koperator Salesian ini menjadi bagian tak terpisahkan dari SDB.
Satu Keluarga
Koordinator Koperator Salesian, Anna Maria Hananta berbagi kisah. Sejak mengenal dan bergabung dalam Ordo Ketiga Salesian pada 2006, umat lingkungan St Andreas ini merasa senang karena persaudaraan yang dibangun. “Setiap kali bertemu dengan teman-teman, saya merasa bahwa kami sebagai satu keluarga,” kata Hana kepada HIDUP di Gereja St Yohanes Bosco, Selasa, 17/2.
Hana mengungkapkan, melalui setiap materi yang disampaikan pembimbing, dirinya semakin memahami perutusan sebagai umat Kristiani. Ia berharap agar Salesian semakin maju dan berkembang dalam mewartakan Injil.
Hal senada diungkapkan mantan koordiantor Koperator Salesian, Laurence Suryanata. Anggota Koperator Salesian, demikian kata Laurence, saling meneguhkan dan mendukung karya dan pelayanan SDB. Umat Lingkungan St Matius ini mengisahkan bahwa setiap anggota menghayati karisma Don Bosco sesuai dengan latar belakang masing-masing. Laurence berharap, SDB Indonesia semakin berkembang dan di kenal oleh semakin banyak orang.
Salah satu upaya yang telah mereka lakukan agar SDB semakin dikenal di Indonesia adalah dengan menerbitkan buku. Pada 2010, mereka bekerjasama dengan para imam SDB dan suster FMA menulis biografi perintis Salesian di In donesia, Romo Jose Carbonell SDB. Buku itu juga memuat sejarah 25 tahun kehadiran Salesian di Indonesia (1985- 2010). Dua tahun kemudian, mereka menerbitkan komik riwayat hidup singkat Don Bosco, berjudul “Don Bosco Sahabat Kaum Muda”. Dalam rangka memperingati 200 tahun kelahiran Don Bosco (1815-2015) mereka menerbitkan buku “Berjalan Bersama Don Bosco”.
Selain buku, mereka juga bekerjasama dengan Tim Peduli Karya Salesian: menggalang dana untuk membantu karya Salesian. Untuk mengasah kepedulian sosial dalam semangat pewartaan, pada 2009 mereka berkun jung ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita di Daan Mogot, Tangerang.
SDB Indonesia
SDB mulai berkarya di Indonesia sejak 1985. Karya itu dirintis oleh Romo Jose Carbonell SDB. Pada 2006 Delegasi SDB Indonesia saat itu, Romo Yohanes Boedirahardjo Soerjonoto SDB mulai mendampingi para calon Koperator Salesian. Para calon yang berasal dari beberapa paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ini secara rutin mengikuti bimbingan. Masa pembinaan harus diikuti anggota. Pertemuan diadakan dua minggu sekali selaman dua setengah tahun, di Wisma SDB Sunter, Jakarta Utara. Pada masa itu, mereka mendalami dua bagian utama, yaitu: pertama,tema “Kaum Awam Berkomitmen dalam Masyarakat dan Gereja”, dan kedua, tema “Mengikuti Jejak Don Bosco”.
Selain mengikuti bimbingan, mereka juga mengadakan rekoleksi dan retret setiap tahun sebagai persiapan pengikraran janji Koperator Salesian. Sebelum ikrar, para anggota biasanya akan diminta untuk membuat surat permohonan kepada Provinsial SDB agar diterima menjadi anggota resmi Koperator Salesian. Setelah dikabulkan, mereka berjanji dalam ikrar yang pertama-tama mengucap syukur kepada Allah atas semua anu gerah yang diterima. Setelah itu, mereka juga berjanji untuk menjadi murid Kristus yang setia dalam Gereja Katolik dan bertekad menghidupi karisma Don Bosco dalam hidup sehari-hari.
Pada 25 Mei 2009, 23 calon Koperator Salesian angkatan pertama mengikrarkan janji dalam Ekaristi di Gereja St Yohanes Bosco Danau Sunter. Disaksikan umat yang hadir, mereka berikrar di hadapan Provinsial SDB yang saat itu dijabat oleh Romo Andres Calleja Ruiz SDB. Sedangkan angkatan kedua mulai mengikuti bimbingan pada 12 Juni 2012 dan mengikrarkan janji pada 16 Februari 2014, di hadapan Delegatus SDB Indo nesia Romo Andre Delimarta SDB.
Pendampingan terhadap Koperator Salesian tidak berhenti begitu saja. Setelah ikrar, mereka dibimbing melalui program bina lanjut. Sebagai satu keluarga, setiap tahun mereka merayakan Natal bersama para imam, frater, bruder SDB dan suster FMA.
Sebagai anggota Ordo Ketiga SDB, menurut Romo Andre, anggota Koperator Salesian ini telah resmi menjadi anggota keluarga Salesian. Ia berharap agar para anggota tetap semangat dalam menghidupi karisma Don Bosco. Selain itu, ia juga berpesan agar anggota Koperator Salesian Indonesia, yang saat ini berjumlah 33 orang, terus mendorong dan memberi inspirasi bagi kaum muda untuk menghayati spiritualitas dan karisma Don Bosco.
Celtus Jabun