web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Hidup Damai dan Sehat

3/5 - (4 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Peringatan Hari Perdamaian Internasional, Kamis, 21 September 2017 mengambil tema “Bersama untuk Perdamaian: Menghormati, Keselamatan dan Martabat untuk Semua”. Apa yang sebaiknya kita ketahui? Fokus tema ini merupakan sebuah inisiatif global yang mempromosikan rasa hormat, keamanan, dan martabat bagi setiap orang; terutama kepada para pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang dan bencana. Atas nama kebersamaan juga, Perserikatan Bangsa-Bangsa, 193 negara anggota, sektor swasta hingga masyarakat sipil menyatu dalam sebuah kemitraan global untuk mendukung keragaman, bersikap non-diskriminasi, dan menerima pengungsi atau migran.

Maka, Hari Perdamaian Internasional menjadi momentum bagi semua orang untuk mendukung pengungsi dan migran. Dukungan juga diberikan untuk masyarakat yang menampung para pengungsi dan migran, juga beberapa orang yang khawatir bahwa pengungsi dan migran dapat membawa ketidakamanan fisik dan ekonomi ke dalam kehidupan mereka. Hari Perdamaian menyemaikan solidaritas dengan para pengungsi dan migran, serta menunjukkan manfaat migrasi dalam aspek ekonomi dan negara, secara seimbang dengan keprihatinan masyarakat tuan rumah.

Paus Fransiskus berulang kali memberi perhatian khusus bagi para migran dan pengungsi yang diamuk situasi menyedihkan. Hal inilah yang mendorong Bapa Suci membentuk Dikasteri baru untuk mendukung pembangunan manusia secara menyeluruh. Paus juga menjunjung pekerja kemanusiaan, relawan dan petugas kesehatan.

Petugas kesehatan dan orang muda memiliki peran penting dalam menyambut, menampung, dan membantu pengungsi dan migran di komunitas mereka. Mereka juga dapat memperluas persahabatan dengan para pengungsi dan migran yang seusia dengan generasi muda, yang mungkin mereka temui di kelas, di sekolah, dan lingkungan mereka. Selain itu, para petugas kesehatan dapat melakukan tindakan preventif, promotif, dan rehabilitatif, tidak sekadar kuratif, atas permasalahan kesehatan yang dialami para pengungsi dan migran.

Namun, masih sering ditemui kurangnya rasa hormat terhadap keluhuran tugas profesi kesehatan dan hukum kemanusiaan internasional. Misal, pasien pengungsi ditembak di tempat tidur rumah sakit, para relawan medis terancam, diintimidasi atau diserang. Selain itu, petugas vaksinasi ditembak, dan bahkan rumah sakit dibom. Serangan bersenjata terhadap fasilitas dan petugas kesehatan merupakan tindak kekerasan yang mengganggu ketersediaan, akses, dan pengiriman layanan kesehatan selama keadaan darurat kemanusiaan.

Organisasi Kesehatan Dunia melansir, pada 2014 dan 2015, secara global terdapat 594 serangan bersenjata di 19 negara yang menghadapi keadaan darurat. Dari Januari sampai Maret 2017 tercatat 88 kali serangan bersenjata, 80 orang petugas kesehatan meninggal dunia, dan 81 orang terluka. Meskipun serangan kepada para petugas kesehatan yang melayani pengungsi di Indonesia tidak ada, tetapi pada 2016 jumlah pengungsi akibat bencana alam di Indonesia mencapai 290.750 orang dan terbanyak di Aceh 130.878 orang. Data terkini pada Jumat 29 September 2017, pengungsi yang menghindari letusan Gunung Agung di Pulau Bali telah mencapai 144.389 orang.

Kunjungan Paus Fransiskus ke pengungsi asal Suriah di Yunani, April silam, menunjukkan kebutuhan pengungsi pada bantuan dan solidaritas semua orang. Paus Fransiskus berulang kali mengecam negara-negara Barat karena bersikap cuek terhadap para pengungsi, bahkan menjadikan kepentingan pengungsi sebagai salah satu tema yang sering ia utarakan. Vatikan sendiri telah membiayai tiga keluarga Muslim untuk dirawat oleh Komunitas Sant’ Egidio.

Semoga momen Hari Perdamaian Sedunia dan inspirasi dari besarnya perhatian Paus Fransiskus, meningkatkan kebersamaan kita dengan cara saling menghormati, menciptakan rasa aman, dan mengakui kesamaan martabat semua orang. Dengan demikian, tentu akan tercipta hidup damai dan sehat, tidak hanya pada para pengungsi dan migran, tetapi juga pada para petugas kesehatan dan kita semua.

F.X. Wikan Indrarto

ARTIKEL SEBELUMNYA
ARTIKEL SELANJUTNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles