web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bersama Bunda Maria Seminaris Membangun Kesatuan Bangsa

3.3/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Long March adalah kegiatan rutin para seminaris Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. Kegiatan ini berupa perjalanan kaki dari seminari menuju tempat ziarah atau paroki sekitar Palembang. Tahun ini seminaris Santo Paulus berjalan dan berziarah menuju paroki Santo Petrus Kenten. Perjalanan ini kurang lebih sejauh 15 km. Perjalanan Long March tahun 2017 kali ini diadakan pada hari minggu 29 Oktober 2017 dinihari, diberitema “Bersama Bunda Maria Seminaris Membangun Kesatuan Bangsa” Tema ini diangkat untuk menegaskan kembali semangat bulan Rosario dan untuk membangkitkan semangat kesatuan serta nasionalisme bangsa.

Langkah kaki yang tertunda
Suara bel berbunyi tepat pukul 23:00 tanda bahwa para Seminaris harus segera bangun dan berkumpul di ruang makan komunitas. Setelah bangun, bersiap-siap dan berkumpul para seminaris diajak untuk beradu yel-yel antarkelompok. Suara teriakan dan sorak-sorai pun memenuhi ruang refter (ruang makan) malam ini. Tak lama kemudian datang makanan ringan dan minuman hangat untuk mengisi perut mereka sebagai bekal perjalanan. Peristiwa tak terduga terjadi malam itu, hujan deras turun sekitar jam 24:00 WIB yang seharusnya adalah jam keberangkatan kelompok pertama. Setelah menunggu cukup lama hujan tak kunjung reda. Menurut perkiraan cuaca dari internet hujan akan berhenti sekitar 2 sampai 3 jam kedepan. Romo Perfect Disipline Romo Ig. Putra Setiahati, Pr memutuskan untuk menunggu hujan reda. Pada saat itu sempat-semangat seminaris menurun karena harus menunggu lama hujan yang tak kunjung reda itu. Akhirnya seminaris diperbolehkan untuk beristirahat sejenak sambil menunggu hujan reda. Roh Kudus pun turun dan membuat hujan yang deras menjadi reda yang membuat seminaris kembali semangat.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Betis 15 Km dan makna tersirat
Hujan reda sebagai tanda perjalanan Long March akan dimulai. Para seminaris yang telah dibagi menjadi 7 kelompok berkumpul menurut kelompok mereka masing-masing. Kelompok secara berurutan mendapat intruksi dan pengarahan di pos 1 yang berada di Gua Maria Seminari. Setelah mendapat intruksi dan hal-hal praktis selama di perjalanan, mereka berangkat perkelompok menuju pos 2 di gereja Paroki Santo Fransiskus De Sales Palembang dengan semangat yang membara. Setelah itu di pos kedua setiap kelompok diajak untuk berdoa Rosariodi taman Maria. “Dalam posisi ini kita diharapkan dapat meneladan sikap “Ecce Ancilla” Bunda Maria sebagai sikap kesiapsediaan untuk diutus” kata Frater Yohanes Ongko sebagai pembimbing pos kedua. Setelah berdoa mereka mendapatkan makanan “arem-arem” yang berisi nasi dan aneka sayur. Makanan ini juga sebagai lambang kesatuan di tengah perbedaan.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Perjalanan pun dilanjutkan menuju pos 3 yang berada di jalan Celenteng. Dalam perjalanan setiap kelompok mendapat tugas mengumpulkan sampah sebagai tanda cinta terhadap lingkungan. Setelah menempuh perjalanan ± 5Km mereka sampai di pos 3. Di pos 3 ini para seminaris diajak bermain game bermakna. Game di pos 3 ini berupa game “obat nyamuk” tugas kelompok adalah mengeluarkan bola ping-pong yang berada di tengah gambar obat nyamuk yang melingkar spiral. Bola tersebut harus keluar tanpa menyentuh garis menggunakan sebatang kayu yang diarahkan dengan tali-tali yang terikat pada kayu tersebut. Makna dari game ini adalah untuk membangun kesatuan yang mengedepankan sikap sabar, rendah hati, dan cerdas dalam mengambil keputusan. Sikap-sikap ini disatukan dengan keutamaan-keutamaan Bunda Maria yang diteladani dalam perjalanan mereka.

Perjalanan kembali ditempuh dengan penuh semangat menuju pos terakhir di taman Jalan Salib Paroki Santo Petrus kenten. Perjalanan demi perjalanan mereka tempuh bukan tanpa halangan. Banyak kisah di masing-masing kelompok yang menjadi tantangan dan pelajaran dalam perjalanan mereka. Kerap kali dalam perjalanan mereka menemukan gangguan dari para preman, muda-mudi jalanan maupun hewan-hewan seperti anjing. Namun halangan itu tidak menghentikan semangat dalam perjalanan mereka, demi makna dan pelajaran yang tersirat. Sesampainya di pos 4 setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengumandangkan yelyel mereka masing. Setelah bernyanyi mereka diarahkan untuk menyatukan perjuangan dan perjalanan mereka dengan sengsara Yesus di jalan salib.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Perjalanan mereka dalam Long March telah berakhir dan semua kegiatan ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Ig. Putra Setia hati Pr. Dalam kotbahnya Romo mengajak para seminaris untuk kembali meneladan Bunda Maria dalam keutamaan kesatuan dan kesiap sediaan untuk diutus. Semianaris diajak memaknai ini sebagai perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan pilihan. Kesatuan antar umat menjadi salah satu kunci hidup damai dan seminaris harus siap menjadi pemimpin yang mempersatukan segala perbedaan. Romo juga berpesan agar para seminaris tetap bersyukur atas bantuan para umat dan mereka yang selalu mendukung panggilan para seminaris. Setelah perayaan Ekaristi Seminaris dan para staff Seminari foto bersama untuk mengenang perjalanan penuh makna yang tersirat ini. Perjalanan Long March diakhiri dengan santap pagi bersama dan seminaris diperkenankan kembali ke Seminari.

CB. Dani Anggoro dan Gregorius Rizki Saputra,
Seminaris kelas Rhetorica A

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles