“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”
Sumpah pemuda adalah sebuah peringatan bersejarah bagi kaum muda di Indonesia, yaitu bagaimana Sumpah Pemuda dimaknai sebagai tonggak perjuangan kaum muda di seluruh daerah di Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi titik awal persatuan untuk memberikan suatu perubahan bagi Bangsa Indonesia dan menjadi momen penting dimana kaum muda berikrar bersama untuk mewujudkan sebuah tujuan bersama pula, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Seperti halnya 86 tahun yang lalu kaum muda berani memberikan janji persatuan demi terciptanya suatu perubahan hidup yang lebih bermakna, kali ini pengurus Pelayanan Pastoral Mahasiswa Keuskupan Surabaya (PPMKS) mengajak perwakilan mahasiswa/i Katolik se-Keuskupan Surabaya untuk melakukan gerakan iman bersama sehingga terwujudlah perubahan hidup yang lebih bermakna pula, yaitu dengan mengadakan acara PPM Gatheringdalam serangkaian acara besar mulai dari peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2017, pelantikan pengurus Keluarga Mahasiswa/i Katolik (KMK) seluruh universitas di Keuskupan Surabaya, penyambutan mahasiswa/i baru yang beragama Katolik angkatan 2017, dan diakhiri dengan Misa Perutusan Mahasiswa/i Katolik.
PPM Gathering adalah acara rutin yang diadakan setiap tahun, dan tahun ini diadakan di Gereja Katolik Sakramen Maha Kudus Surabaya pada tanggal 29 Oktober 2017. Dengan memilih tema “Revolusi Iman Muda Katolik”pembicara-pembicara dalam sesi talk showoleh RD. Eko Budi S (Vikjen Keuskupan Surabaya), RD. Yuventius Devi Ghawa (Romo Kemahasiswaan Keuskupan Surabaya), RD. Hardi (Romo Paroki Sakramen Mahakudus), Kak T.V.O Ratna C (Perwakilan Youcat Center Indonesia) dan Agatha Retnosari (Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur), serta dalam sesi stand up comedy oleh Yudhit C dan Dodit Mulyanto mencoba mengingatkan kembali bagaimana menjadi mahasiswa/i Katolik yang diharapkan oleh Gereja dan Bangsa.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak terlihat (Ibr 11:1). Dalam hal ini, bukan seberapa besar iman yang dimiliki oleh mahasiswa/i Katolik, tetapi seberapa tangguh mahasiswa/i Katolik ini mewujudkan diri dan membuktikan kepada Gereja dan Bangsa kesungguhan iman yang dimiliki.
Mahasiswa/i Katolik (kaum intelektual muda) sebagai kader Gereja dan bangsa (iron stock) dalam suatu gerakan bersama adalah sebuah wujud nyata iman. Mahasiswa/i Katolik tidak hanya berpengaruh bagi dirinya sendiri tetapi juga dapat berpengaruh bagi orang lain. Iman yang dimiliki hanya dapat ternilai apabila dibuktikan dalam suatu perbuatan yang menciptakan suatu perubahan menuju hidup yang lebih baik, karena iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati (Yak 2:26).
Iman juga harus bertumbuh dan revolusioner, artinya kehidupan yang didasari oleh iman akan Tuhan Yesus harus selalu mencerminkan perubahan yang terus bertumbuh setiap waktu. Tidak mudah terpuaskan dengan kehidupan yang pas-pasan atau pun semangat iman yang mudah tercukupkan pada satu titik perjuangan saja.
Selain itu dalam pertunjukan teater para Frater projo Seminari Tinggi Providentia Dei (STPD) Keuskupan Surabaya dan parade musik nasional oleh mahasiswa/i Katolik semakin menyadarkan bahwa seorang mahasiswa/i Katolik yang lahir di Nusantara harus dapat menjadi lentera yang bercahaya dan menjadi garam yang dapat memberikan rasa kasihyang lebih bagi Gereja dan Bangsa.
Harapannya, setelah acara PPM Gathering ini berakhir dan mahasiswa/i Katolik diutus kembali ke universitas serta lingkungannya masing-masing, mereka tidak akan pernah berhenti pada satu titik zona nyamannya. Tetapi justru sebaliknya, mahasiswa/i Katolik harus kritis dan berani untuk keluar dari zona nyamannya, memperjuangkan kehadiran Kristus dalam hidupnya dan masyarakat.
“Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu.” (Yoh 20:21)
Apakah engkau adalah salah satu orang terpanggil dan terpilih oleh Allah untuk menjadi uluran tangannya sebagai agen perubahan (agen of change), kekuatan moral (moral force), dan kontrol sosial (social control)bagi kehidupan di sekitarmu?
Jika engkau adalah orangnya, maka pandanglah Salib Suci Tuhan dan katakanlah “ya, saya adalah orang itu”, maka Tuhan akan menyambut kesungguhan imanmu dan akan mengutusmu kembali sesuai dengan kemampuan yang engkau miliki. Karena iman sebesar biji sesawi pun dapat memindahkan gunung, bukan sesuatu yang kecil lagi tetapi itulah yang berarti kekuatan beriman.
Katharina Angggun, Mahasiswi Aktif Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya